Selain itu, produsen dalam negeri juga diminta untuk terus memperbaiki kualitas, kemasan, dan desain yang mengikuti tren yang sedang berkembang.
"Saya juga selalu menyampaikan ke kementerian dan lembaga, kepada semua BUMN untuk memperbesar TKDN (tingkat kandungan dalam negeri), komponen dalam negeri ini harus terus ditingkatkan, jangan sampai proyek-proyek pemerintah dan BUMN masih memakai barang-barang impor," tambah dia.
Bila proyek-proyek kementerian dan lembaga ditambah BUMN dapat maksimal menggunakan produk dalam negeri, menurut Presiden, otomatis akan menaikkan permintaan dalam negeri.
"Permintaan produk dalam negeri akan meningkat gede banget. Pipa kita sudah produksi banyak, tapi masih impor untuk apa? Padahal, dipakai untuk proyek-proyek pemerintah, proyek BUMN, kalau saya ngomong itu, enggak boleh loh, enggak boleh," ungkap Jokowi.
Baca juga: Mengenal TKDN, Aturan yang Membuat Pejabat Pertamina Dipecat
Jokowi pun menegaskan agar kecintaan terhadap produk dalam negeri itu harus dimulai dari pemerintah dan BUMN.
"Sekali lagi saya tegaskan, kita ini menganut keterbukaan ekonomi, tidak ada yang kita tutup-tutupi. Kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionsime karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan, tapi kita jangan jadi korban unfair practices dari perdagangan dunia," jelas dia.
Jokowi pun meminta kepada sejumlah pengusaha Indonesia untuk memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri yang berjumlah 270 juta penduduk dengan tingkat daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak perekonomian Indonesia.
"Pasar domestik Indonesia sangat besar, 270 juta penduduk. Ini adalah sebuah pasar domestik yang besar. Indeks konsumsi konsumen kita juga terus meningkat 84,9 persen pada Januari 2021, setelah sebelumnya turun 79 persen di Oktober 2020," kata Jokowi.
Baca juga: Kalau Harus Impor, Bulog Mengeluh Berasnya Cuma Menumpuk di Gudang
Sedangkan data yang dimiliki Jokowi menunjukkan, konsumsi rumah tangga Indonesia memperlihatkan sinyal positif, meski masih -3,6 persen pada kuartal IV 2020 setelah sempat anjlok 5,5 pada kuartal II 2020.
"Produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2020 masuk 15 besar PDB dunia dan banyak lembaga dunia yang memprediksi Indonesia akan menempati posisi 5 besar dengan PDB terkuat di dunia dan pada 2021," terang Jokowi.
"(Pertumbuhan) PDB kita diprediksi sampai ke angka 4,5-5,5 persen, artinya pertumbuhan Indonesia pada 2021 ini ditargetkan lebih kurang 5 persen," ungkap dia.
Dengan target tersebut, dalam setahun Indonesia harus membalikkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari -2,19 pada 2020 menjadi 5 persen pada 2021.
Baca juga: Sudah Impor 680.000 Ton, Mendag Janji Harga Gula Stabil saat Lebaran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.