KOMPASIANA---Di beberapa daerah pembelajaran tatap muka mulai dipertimbangkan untuk kembali dilakukan.
Namun pertimbangan ini memiliki catatan, pembelajaran tatap muka harus dipersiapkan secara matang serta tergantung kesiapan masing-masing sekolah.
Kompasianer Ozy Alandika yang berprofesi sebagai guru mengatakan, pembelajaran tatap muka adalah pilihan terbaik saat ini.
Alasannya, selain kurangnya ketersediaan buku ajar utama, daftar kehadiran siswa cenderung banyak absennya.
Bahkan, dikatakannya, para guru pula kesulitan mencari kabar siswa yang absen tersebut.
Selain kabar mengenai pembelajaran tatap muka, ada juga rasa tanggung jawab anak dan pentingnya taman bermain bagi anak.
Berikut 3 konten menarik dan populer kategori Edukasi di Kompasiana:
1. Pembelajaran Tatap Muka Benar-benar Tak Tergantikan, Ada "Kabar Baik" Setelah Membuka Sekolah
Kompasianer Ozy Alandika mengugkapkan ketika sekolah lain cukup sukses menggelar pembelajaran daring, tempatnya mengajar justru pontang-panting mengatur strategi belajar luring.
Selain kurangnya ketersediaan buku ajar utama, daftar kehadiran siswa cenderung banyak absennya. Dan lebih daripada itu, semakin bermunculan pula siswa/i yang sengaja untuk tidak mengerjakan tugas.
Alasannya, tidak banyak orangtua siswa yang sudah care dan teredukasi terhadap pentingnya pendampingan belajar.
Sedangkan di sisi yang sama, dikataknnya, para guru pula kesulitan mencari kabar siswa yang absen tersebut.
"Alhasil pembelajaran tatap muka yang sudah kami gelar menuju 2 bulan ini berasa seperti obat dari segala keresahan kami tentang pembelajaran di sekolah," tulis Kompasianer Ozy Alandika. (Baca selengkapnya)
2. Mengapa Si Buah Hati Tidak Memiliki Rasa Tanggung Jawab?
Setiap orangtua sejatinya menginginkan anak yang bertanggung jawab, berkarakter baik, dan memiliki prinsip kuat dalam hidupnya. Bahkan, pada hakekatnya kebahagiaan anak adalah impian setiap orangtua.