Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Persiapan Punya Anak bagi Pasangan Menikah Usia Tua | Punya Anak Tak Cukup Perkara Seksual, dan Finansial

Kompas.com - 17/03/2021, 18:42 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Menikah di atas usia 30 bukan berarti hal yang salah, terutama bagi seorang wanita, asalkan dipersiapkan dengan baik.

Persiapan yang dilakukan juga tidak saja urusan finansial, tetapi perihal kesehatan.

Mulai dari rajin berolahraga, mengatur pola makan, hingga rajin mencatat siklus menstruasi.

Kemudian, komitmen penuh untuk memiliki anak dan merawatnya serta memiliki tujuan-tujuan yang konkret bersama pasangan juga tak kalah penting.

Pembahasan terkait hal tersebut menjadi salah konten populer di Kompasiana.

Selain itu ada juga pembahasan anak yang kerap dijadikan "investasi" oleh beberapa orangtua.

Berikut 4 konten menarik dan populer di Kompasiana:

1. Persiapan Sebelum Punya Anak bagi Pasangan Menikah Usia Tua

Cerita pengalaman dari Kompasianer Uli Hartati mungkin akan cukup mengejutkan.

Ia menceritakan bahwa dirinya baru menikah pada usia 33 dan langsung memiliki momongan.

Dikatakannya, rencana itu semua ia lakukan tanpa ada rasa khawatir.

"Saat itu aku memang nggak mempersiapkan apa-apa karena merasa menikah pada usia tua, maka aku sudah bilang ke suami keinginan untuk segera memiliki anak dan alhamdulillah dia pun setuju," ungkapnya.

Ia pun membagikan tip berdasarkan pengalamannya yang mungkin berencana menikah pada usia tua sepertinya dan ingin segera memiliki momongan.

Pertama, komitmen segera memiliki anak. Menurutnya, menikah itu memang salah satunya adalah jalan untuk memiliki keturunan. Maka, sebelum menikah cobalah mendiskusikan dengan pasangan tentang keinginan untuk segera memiliki anak. (Baca selengkapnya)

2. Syukurlah Saya Tidak Jadi Aborsi

Yang tak kalah mengejutkan adalah pengakuan Kompasianer Tety Polmasari terkait rencana mengaborsi anak ketiganya.

Berdasarkan pengakuannya, niatan aborsi itu lantaran dirinya mengandung pada usia yang terbilang tidak lagi muda.

Tak sampai di situ, sang suami pun dalam kondisi tak memiliki kerjaan.

"Pertimbangan lainnya, kehamilan ketiga saya juga "buah" dari pertengkaran kami. Jadi, bisa dibilang ini adalah kehamilan yang tidak direncanakan, yang juga bisa jadi yang tidak diharapkan," tulis Kompasianer Tety Polmasari. (Baca selengkapnya)

3. Setop Menjadikan Anak sebagai "Bahan Investasi"

Kata investasi di sini dikaitkan dengan anak sebagai seseorang yang akan menguntungkan orangtuanya di masa yang akan datang.

Kompasianer Thalita Umaveda Al Hayya mengatakan seorang anak yang dijadikan bahan investasi, sebagaimana definisi di atas, akan sangat mungkin sang anak menjadi begitu tertekan pada kemudian hari.

Pikiran-pikiran anak tersebut, jika kelak ia sukses dan harus memberikan timbal balik kepada orangtuanya, akan membuatnya merasa ia hanya digunakan sebagai sebuah 'objek'.

Dan jika kelak orangtua mengatakan jika anak tidak dapat menjadi apa yang selama ini diinginkan oleh orangtuanya, maka anak akan paham jika selama ini orang tuanya tidak tulus membiayai segala kehidupannya.

"Ketika anak dipaksa untuk melakukan sesuatu oleh orang tuanya, maka tak jarang anak akan menjadi stress dan berpikir jika ia hidup dalam lingkup keluarga yang buruk," tulis Kompasianer Kompasianer Thalita Umaveda Al Hayya. (Baca selengkapnya)

4. Punya Anak Tak Cukup Perkara Seksual, Mental, dan Finansial

Kompasianer Kazena Krista menilai sebuah pernikahan lebih banyak diukur dengan dikaruniai atau tidaknya sepasang suami-isteri dengan kehadiran seorang anak.

Penilaiannya itu didasari kultur di masyarakat di sekitarnya yang seolah memberi legitimasi hal tersebut.

Anggapan itu, menurutnya, tidak sepenuhnya salah. Tapi, tidak sepenuhnya benar juga. Hanya saja, masih menurutnya, perasaan untuk ingin mempunyai anak adalah sesuatu yang bisa dikatakan valid meski tak rasional untuk disamaratakan terhadap semua orang.

"Hanya saja, ada beberapa faktor eksternal dan internal yang harus lebih dulu terpenuhi," tulis Kompasianer Kazena Krista. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com