WASHINGTON, KOMPAS.com - Ekonomi AS tengah menuju pertumbuhan terkuatnya hampir 40 tahun terakhir. Bank sentral AS, The Fed, sepakat untuk tetap berpegang teguh pada keputusan, meski diperkirakan akan ada lonjakan inflasi tahun ini.
The Fed tetap sepakat menjaga suku bunga acuan mendekati 0 persen hingga tahun 2023, dalam rapat yang diselenggarakan pada Rabu waktu setempat.
Sebagian besar Komite Pasar Terbuka Federal mengatur kebijakan untuk mengantisipasi tidak ada kenaikan suku bunga setidaknya hingga tahun 2024.
Baca juga: Proyeksi Ekonomi AS Positif, Wall Street Ukir Rekor Baru
Meski demikian, pendapat antarpetinggi The Fed kali ini sedikit berubah. Sebanyak 4 orang berharap suku bunga kembali naik tahun 2022, sedangkan 7 orang lainnya melihat suku bunga baru akan naik pada tahun 2023.
"Data yang kuat ada di depan kita," kata Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan assesment-nya, mengutip Channel News Asia, Kamis (18/3/2021).
The Fed memperkirakan inflasi melonjak sebesar 2,4 persen, di atas target bank sentral sebesar 2 persen. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi AS menjadi 6,5 persen tahun 2021.
Kendati demikian, The Fed berjanji tidak bereaksi berlebihan pada tanda-tanda awal kenaikan harga, sebelum pekerja merasakan manfaat secara penuh.
Dengan begitu, para pemgambil kebijakan di The Fed memperkirakan inflasi akan tetap jinak, bahkan ketika tingkat pengangguran menurun.
"Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan agar ekonomi dan lapangan kerja kembali normal. Saat ini kami jelas ada di jalur yang baik, tapi kami belum selesai. Ada sekitar 10 juta orang yang perlu kembali bekerja," ungkap Powell.
Baca juga: Apa Itu Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Perhitungannya
Proyeksi The Fed memang jauh lebih baik ketimbang pada awal pandemi tahun lalu, ketika banyak warga AS khawatir akan menghasilkan fenomena The Great Depression baru.
Kini, tingkat pengangguran diproyeksi menurun menjadi 4,5 persen pada akhir tahun 2021. Angkanya lebih kecil dibanding proyeksi bulan Juni 2020 pada kisaran 6,4 persen.
Angka pengangguran pun diperkirakan akan turun lebih rendah lagi tahun depan, mendekati kondisi normal. Proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen akan menjadi lonjakan tahunan terbesar sejak 1984.
Setelah terjadi kenaikan harga pada tahun ini, The Fed memperkirakan inflasi akan turun kembali menjadi 2 persen pada tahun 2022.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.