Saya ngakak saja ketika seorang teman bilang bahwa saat banyak orang yang melakukan diet keto, pemerintah justru tetap mengimpor beras.
Dia bilang, langkah pemerintah itu selain tidak populis, juga nggak kekinian.
Selain menekan harga gabah di tingkat petani, impor beras juga menyebabkan komoditas yang diimpor mungkin tidak terlalu berguna.
Baca juga: Komisi IV DPR Menolak Rencana Impor Beras
“Banyak orang yang mengurangi makan nasi karena diet, eh, pemerintah malah impor beras,” kelakarnya.
Sementara, seorang teman yang lain berpendapat bahwa impor beras bisa saja menjadi salah satu metode political financing bagi pihak-pihak yang selama ini mendukung pemerintah.
Caranya, yakni dengan mengambil margin beras yang didatangkan ke Indonesia, tanpa memedulikan apakah komoditas itu benar-benar dibutuhkan atau tidak.
Dengan dalih akan muncul gejolak sosial-politik jika pasokan pangan tak terjamin, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perdagangan memutuskan untuk melakukan impor beras hingga 1 juta ton.
Sebuah keputusan yang pada akhirnya justru menimbulkan gejolak di masyarakat, sebelum asumsi gejolak akibat naiknya harga pangan benar-benar terjadi.
Baca juga: Soal Impor Beras, Mentan: Itu Baru Wacana
Ya, apapun itu asumsinya, tak dimungkiri bahwa banyak hal yang ajaib yang sering terjadi di negeri kita ini.
Mulai dari keputusan yang tidak memerhatikan kebutuhan, hingga kebijakan impulsif yang tidak didasari oleh pertimbangan data serta opini publik yang matang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.