Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dirjen Kementan Harap Komoditas Pertanian di Kalteng Punya Nilai Ekonomi

Kompas.com - 19/03/2021, 09:58 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy berharap, ada setiap komponen komoditas pertanian di Kalimantan Tengah (Kalteng) dapat memiliki nilai ekonomi.

“Tak hanya itu, komoditas pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup para petani (di sana),” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (19/3/2021).

Pernyataan tersebut Sarwo sampaikan dalam web seminar (webinar) yang digelar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dengan tema food estate dukung ketahanan pangan, Kamis (18/3/2021).

Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan, food estate berarti meningkatkan produktivitas. Tidak hanya single commodity, tetapi berbagai komoditas harus terkait di dalamnya.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Komoditas Pertanian, Kementan Terus Dorong Distribusi Pupuk Bersubsidi

"Dalam pelaksanaannya harus menggunakan mekanisasi. Akan tetapi, manusia tetap menjadi bagian-bagian dari kekuatan yang ada, terutama masyarakat setempat," kata Sarwo.

Untuk meningkatkan produktivitas, Kementan juga sudah memulai sistem korporasi petani di wilayah food estate.

Melalui program tersebut, petani akan diajarkan cara budaya bertani, usaha atau jasa, berkomunikasi, serta pemanfaatan teknologi dalam pengembangan pertanian berbasis kawasan food estate.

Hal ini guna merubah mindset dari petani. Pasalnya, mereka menjadi salah satu sasaran dalam program sistem korporasi.

Baca juga: Tingkatkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Pangan dengan Korporasi Petani

"Pengembangan korporasi petani menjadi prioritas agar petani menguasai produksi dan bisnis pertanian dari hulu ke hilir," kata Sarwo.

Korporasi petani, lanjut dia, bukan sekadar bertumpu pada produktivitas dan kualitas produksi pertanian. Namun, lebih banyak ditentukan kemampuan sumber daya manusia (SDM) menjalankan bisnis yang profit oriented (mengutamakan keuntungan).

"Petani harus mendapat untung. Petani menjual beras sebagai produk hilir, bukan gabah sebagai produk hulu. Begitu pula produk olahan lainnya dari komoditas pertanian yang ditanam di food estate," jelas Sarwo.

Proyek food estate akan dikebut

Terkait program food estate, Sarwo mengatakan, pihaknya akan mempercepat proyek ini di Kalteng. Adapun target pengembangan kawasan akan dilakukan pada lahan rawa seluas 164.598 hektar (ha).

Pada Tahun Anggaran (TA) 2021, target kegiatan intensifikasi lahan pada luasan Daerah Irigasi (DI) seluas 55.456 ha mengalami perbaikan.

Sementara itu, ekstensifikasi pada luasan DI seluas 73.500 ha mengalami peningkatan jaringan irigasi.

Sarwo menjelaskan, pada TA 2020 telah dilaksanakan aktivitas budidaya pertanian melalui program intensifikasi lahan pada areal sawah eksisting seluas 30.000 ha.

Baca juga: Dikebut, Proyek Food Estate 137.000 Hektar di Kalteng Tuntas Tahun Ini

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com