Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MoU Impor Beras Thailand Mau Diteken, Bulog Pilih Fokus Serap Hasil Petani RI

Kompas.com - 19/03/2021, 13:27 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memutuskan membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton di tahun 2021.

Penugasan impor ini akan dilaksanakan oleh Perum Bulog.

Pemerintah sendiri tak mengungkapkan lebih detil terkait rencana tersebut, termasuk soal dari negara mana beras impor itu akan didatangkan.

Baca juga: Upayakan Diversifikasi Sumber Karbohidrat Lokal, Kementan Akan Tekan Konsumsi Beras

Kendati demikian, diketahui bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah Thailand bakal meneken Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) impor beras 1 juta ton pada akhir Maret 2021 ini.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan, kebijakan importasi beras merupakan ranah pemerintah.

Pihaknya bukanlah regulator melainkan operator yang melaksanakan penugasan dari pemerintah.

Ia pun memastikan, Bulog saat ini sedang berfokus pada penyerapan beras dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Tapi saat ini kami sedang konsentrasi untuk penyerapan dalam negeri. Biarlah soal impor itu di pemerintah saja," ujar Awaluddin kepada Kompas.com, Jumat (19/3/2021).

Baca juga: Banyak Orang yang Diet Keto, Mengapa Pemerintah Tetap Impor Beras?

Menurut Awaluddin, karena kebijakan impor ada pada pemerintah maka tentu yang mengetahui detil perjanjian dengan Thailand adalah kementerian terkait, seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.

Dia menegaskan, sebagai pelaksana penugasan, ada banyak hal yang dikerjakan oleh Bulog untuk menjaga pasokan dan kestabilan harga pangan.

Seperti saat ini, melakukan penyerapan beras dari petani lokal.

"Jadi karena sekarang ini kami sedang fokus untuk penyerapan dalam negeri, yasudah kami fokus ke sana dulu," kata dia.

Sebelumnya, mengutip pemberitaan Bangkok Post pada Kamis (18/3/2021), Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit mengungkapkan, perjanjian yang akan diteken kedua negara merupakan kesepakatan antar-pemerintah (G2G).

Baca juga: Perjanjian Impor 1 Juta Ton Beras Thailand Diteken Akhir Maret 2021

Isi perjanjiannya adalah terkait pasokan beras asal Thailand ke Indonesia, mencakup tidak lebih dari 1 juta ton beras putih dengan kadar retak 15-25 persen (beras medium).

Perjanjian ini berlaku untuk pasokan impor 1 juta ton beras dalam setahun dengan durasi empat tahun.

Namun demikian, impor beras dari Thailand yang dilakukan Indonesia juga dilakukan dengan syarat tertentu, yakni tergantung produksi beras kedua negara tersebut dan harga beras dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com