Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki, Ini Gara-garanya

Kompas.com - 22/03/2021, 07:47 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber CNBC,DW

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan baru saja memecat Gubernur Bank Sentral, Naci Agbal, karena kebijakannya soal mempertahankan suku bunga dianggap tak sejalan dengan pandangan pemerintah.

Dikutip dari DW, Senin (22/3/2021), Naci Agbal sendiri merupakan Gubernur Bank Sentral Turki yang baru menjabat selama empat bulan. Dia memimpin bank sentral saat kondisi ekonomi Turki tengah dalam kondisi yang carut-marut.

Sebelumnya, Naci Agbal adalah Menteri Keuangan Erdogan. Erdogan tak memberikan penjelasan secara rinci dalam rilis pemerintah terkait alasan pemecatan tersebut.

Namun demikian, pemecatan Naci Agbal dilakukan setelah Bank Sentral memilih tetap mempertahankan kebijakan suku bunga yang tinggi.

Baca juga: Erdogan, Hagia Sophia, dan Krisis Ekonomi Turki

Selama menjabat, Agbal terus menaikan suku bunga acuan bank sentral sehingga memicu kekesalan Erdogan karena dianggap pemerintah jadi penyebab tingginya inflasi di Turki.

Agbal akan digantikan oleh Sahap Kavioglu, seorang profesor bidang perbankan yang jadi orang kepercayaan Erdogan. Kavioglu juga tercatat aktif jadi kolumnis di surat kabar pro-pemerintah.

Kavioglu pernah menjabat sebagai anggota parlemen. Ia merupakan tokoh penting di lingkaran Partai AK yang saat ini berkuasa di Turki.

Selain itu, Kavioglu juga merupakan ekonom yang menjabat beberapa posisi penting di sejumlah bank antara lain Halkbank dan Vakifbank.

Baca juga: Penasaran seperti Apa Kondisi Ekonomi Palestina?

Kavioglu akan menjadi Gubernur Bank Sentral Turki keempat yang diangkat Erdogan sejak Juli 2019. Pandangan Kavioglu dianggap sejalan dengan kebijakan partai penguasa.

Sejalan dengan pemikiran Erdogan, Kavioglu adalah ekonom yang berpendapat bahwa suku bunga tinggi di Turki selama ini jadi pemicu membengkaknya angka inflasi.

Sementara itu dikutip dari CNBC, Erodogan sudah beberapa kali menginstruksikan ke bank sentral agar suku bunga bisa ditekan serendah mungkin.

Seolah tak mengindahkan perintah Erdogan, Naci Agbal justru berulangkali menaikan suku bunga acuan. Bahkan ia telah menaikkan suku bunga menjadi sebesar 875 basis poin menjadi 19 persen.

Baca juga: Erdogan: Jangan Beli Produk Perancis!

Bunga tersebut merupakan bunga tertinggi di antara deretan negara-negara dengan PDB terbesar di dunia. Beberapa analis ekonomi memuji kebijakan Agbal karena dinilai menaikan kredibilitas bank sentral.

Pemecatan terhadap Agbal dilakukan dua hari setelah Bank Sentral kembali menaikan suku bunga sampai 200 basis poin pada Kamis (18/3/2021) lalu.

Meski memilih mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi yang ditentang Erdogan, Agbal dianggap cukup berhasil memulihkan mata uang lira.

Halaman:
Sumber CNBC,DW
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com