Sejak penunjukannya pada November tahun lalu, lira telah pulih setelah sebelumnya nilai tukar babak belur terhadap dollar AS. Kenaikan nilai tukar lira terhadap dollar AS sempat mencapai 15 persen.
Baca juga: Langkah Militer Erdogan di Suriah Bawa Mata Uang Lira Anjlok
Agbal sendiri sempat berujar kepada media, bahwa sikapnya mempertahankan suku bunga tinggi bukan merupakan kebijakan jangka pendek.
Ia memprediksi, kebijakan ini justru akan menekan tingkat inflasi Turki dalam jangka panjang hingga hanya menjadi 5 persen di tahun 2023. Sementara angka inflasi saat ini adalah di atas 15 persen.
"Jika Anda meninggalkan kebijakan ketat, di tahap awal, dari pengalaman masa lalu, inflasi justru akan bergerak naik lagi," kata Agbal.
Erdogan diketahui sudah memecat 3 Gubernur Bank Sentral Turki dalam waktu yang relatif dekat. Pada Juli 2019, Erdogan mencopot Murat Centikaya sebagai Gubernur Bank Sentral karena tidak mau menurunkan suku bunga dengan segera sesuai permintaan Erdogan.
Murat Centikaya lalu digantikan oleh Murat Uysal. Namun, dia juga kemudian dipecat Erdogan pada November lalu. Kali ini, penyebabnya kejengkelan Erdogan karena mata uang lira kembali jatuh terjerembab.
Baca juga: Selama Diperintah Erdogan, Bagaimana Sebenarnya Kondisi Ekonomi Turki?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.