Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meroketnya Harga Cabai: Janji Pemerintah dan Masalah Klasik Menahun

Kompas.com - 22/03/2021, 08:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga cabai, khususnya jenis cabai rawit, sedang mahal-mahalnya. Harga bahan utama sambal ini meroket hingga menembus di atas Rp 100.000 per kg dalam beberapa minggu terakhir.

Bahkan di beberapa daerah, harga cabai sudah mencapai Rp 120.000 per kg atau sudah melampaui harga daging sapi, komoditas pangan yang selama ini dianggap jadi barang mahal di Indonesia.

Persoalan mahalnya harga cabai ini seolah jadi masalah klasik menahun yang tak kunjung ditemukan solusi jangka panjang dari pemerintah. Sudah jadi langganan setiap tahun, harga cabai akan melonjak tajam, terutama saat transisi pergantian musim.

Selain saat pergantian musim, harga cabai juga kerapkali melambung tinggi saat momen bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri.

Baca juga: Mentan Sebut Harga Cabai Rawit Merah Bakal Turun di Bulan Puasa dan Lebaran

Dikutip dari Kontan, Senin (22/3/2021), Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan kenaikan harga cabai lantaran kerusakan panen di beberapa wilayah sentra cabai.

"Saya ingin beri laporan sedikit bahwa di Tuban, Kediri dan Blitar terjadi kerusakan panen antara kurang lebih 40 persen. Tetapi di Wajo Sulawesi Selatan terjadi kerusakan kurang lebih 70 persen," kata Lutfi dalam keterangannya.

"Jadi karena itu, harga cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawait merah terjadi kenaikan harga yang stabil tapi tinggi," ujar Lutfi lagi.

Berdasarkan data sistem pemantauan pasar kebutuhan pokok (SP2KP) Kemendag beberapa hari lalu saja, harga cabai rawit merah sudah sekitar Rp 96.247 per kg naik 22,48 persen dibandingkan sebelumnya yang sebesar Rp 74.607 per kg.

Baca juga: Harga Cabai Melonjak, Ini Penjelasan Mendag Lutfi

Sementara, cabai merah keriting sebesar Rp 47.731 per kg naik 1,22 persen dari 11 Februari, sementara acabai merah besar sekitar Rp 44.472 per kg turun 4,28 persen dibandingkan 11 Februari.

Meski begitu, Lutfi mengatakan bahwa harga cabai saat ini menunjukkan penurunan dalam beberapa hari terakhir.

Bila dibandingkan dengan 10 Maret 2021, harga cabai rawit merah menurun 0,49 persen, harga cabai merah keriting turun 1,55 persen sementara cabai merah besar meningkat 0,02 persen.

Menurut dia, penurunan harga ini disebabkan mulainya masa panen di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, Blitar, Kediri, Malang, Jawa Barat, Jawa Tengah dan lainnya.

Baca juga: Mendag Khawatir Harga Cabai Rawit Merah Anjlok Saat Lebaran

"Artinya tren penurunan antara 10 Maret dan 12 Maret ini akan terus menjadi penurunan. Yang saya takutkan, bahkan ketika kita menghadapi bulan puasa dan Lebaran, malah terjadi panen raya besar dan (harga) akan di bawah standar yang sudah kita tentukan," jelas dia.

Jokowi sempat jengkel

Polemik harga cabai sampai membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa kesal pada tahun 2017. Mantan Wali Kota Solo ini jengkel karena harga cabai bisa jadi keributan di masyarakat selama berbulan-bulan.

"Pengendalian harga bisa kita kontrol dengan baik, jadi jangan sampai ada yang suka naik-naikkan isu, mengenai cabai Pak, harganya mahal sekali," kata Jokowi saat Temu WNI di Sydney, Australia, seperti dikutip dari laman YouTube resminya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com