Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah

Kompas.com - 22/03/2021, 09:32 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berada di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (22/3/2021).

Melansir data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.329,79 atau turun 26,3 poin (0,41 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.356,16.

Sebanyak 171 saham melaju di zona hijau dan 185 saham di zona merah. Sedangkan 172 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,02 miliar dengan volume 1,74 miliar saham.

Baca juga: Apa Itu IHSG? Ini Pengertian, Manfaat, dan Cara Hitungnya

Bursa Asia pagi ini mixed, dengan penurunan indeks Hang Seng Hong Kong 0,13 persen, dan Nikkei 1,8 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Komposit menguat 0,74 persen, dan indeks Strait Times Singapura 0,35 persen.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, secara teknikal IHSG membentuk candle dengan body naik dan shadow di atas indikasi kekuatan naik. Namun, munculnya kebijakan yang tidak bersahabat dari The Fed bisa menahan penguatan IHSG.

“IHSG berpeluang konsolidasi melemah, pidato yang di sampaikan para pejabat The Fed akan mempengaruhi arah pergerakan pasar saham global dan regional,” kata Hans.

Menurut Hans, sentimen kebijakan Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menjadi faktor penggerak pasar. Hal ini terjadi setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menginsyaratkan untuk membiarkan pergerakan inflasi dan potensi ekonomi panas demi pulihnya pasar tenaga kerja dan perekonomian.

“Pasar obligasi bereaksi cukup kuat terhadap komentar pejabat bank sentral AS dalam beberapa sepekan terakhir. Aksi jual besar terjadi dalam obligasi yang seiring dengan lonjakan suku bunga (yield). Pelaku pasar bereaksi terhadap pidato Powell tersebut,” kata Hans.

Baca juga: Bagaimana Peluang IHSG Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot juga bergerak di zona merah.

Melansir data Bloomberg, rupiah pada pukul 09.11 WIB berada pada level Rp 14.438 per dollar AS atau melemah 31 poin (0,22 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp 14.407 per dollar AS.

Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan rupiah hari ini cenderung volatile karena terdorong oleh kekhawatiran kenaikan yield US treasury 10 tahun.

“Volatilitas rupiah meningkat karena masih terdapat kekhawatiran kenaikan yield US treasury 10 tahun yang dapat mendorong capital flight ke safe haven assets seperti dollar AS. Di akhir bulan cenderung minim sentimen domestik,” kata Reny kepada Kompas.com.

Reny memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.396 per dollar AS sampai dengan Rp 14.477 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com