Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit APBN Capai Rp 63,6 Triliun di Februari 2021

Kompas.com - 23/03/2021, 11:47 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan pada bulan Februari 2021 defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 63,6 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, defisit tersebut tumbuh 2,8 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 61,8 triliun.

"Sampai dengan akhir Februari defisit Rp 63,6 triliun, ini kalau dibandingkan tahun lalu Rp 61,8 triliunitu terjadi kenaikan 2,8 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Indonesia Lebih Baik Dibandingkan India hingga Malaysia

Nilai dari defisit tersebut setara dengan 6,3 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN yang mencapai Rp 1.006,3 triliun atau 5,7 persen dari PDB.

Sri Mulyani pun mengungkapkan, defisit terjadi lantaran penerimaan negara yang lebuh rendah dibandingkan dengan belanja negara.

Pendapatan Negara

Untuk pendapatan negara, hingga akhir Februari, mencapai Rp 219,2 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 12,6 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, di bulan Februari ini pendapatan negara sudah menunjukkan tren positif lantaran sudah tumbuh 0,7 persen.

Sementara tahun lalu, pendapatan negara sudah tercatat mengalami kontraksi, yakni 0,1 persen.

"Tahun lalu bulan Februari belum terjadi pandemi, pendapatan negara kontraksi 0,1 persen, ini hal yang sangat positif dan kita akan terus jaga dan memperhatikan perkembangan ini secara hati-hati dan terus akan mendukung akselerasi pemulihannya," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: LRT dan MRT di 5 Kota Segera Dibangun, Bukan dari APBN atau Utang

Dari sisi penerimaan pajak, ia mengatakan, hingga bulan Februari mencapai Rp 146,1 triliun.

Nilai tersebut mengalami kontraksi 4,8 persen dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 153,6 triliun.

"Namun di tahun lalu pada bulan yanag sama kontraksi juga 4,6 persen," ujar Sri Mulyani.

Lebih rinci, penerimaan bea dan cukai tercatat mencapai Rp 35,6 triliun atau tumbuh 42,1 persen.

Realisasi tersebut juga setara dengan 16,6 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp 215 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut APBN Sudah Bekerja Luar Biasa, Dalam 2 Bulan Belanja Negara Capai Rp 266,7 Triliun

Sementara untuk penerimaan negara bukan pajak tercatat realisasinya mencapai Rp 37,3 triliun atau tumbuh negatuf 3,7 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com