Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Bangkitnya Minat Catur di Indonesia | Pengalaman Ikut Turnamen Catur | Belajar Main Catur Online

Kompas.com - 23/03/2021, 14:14 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Duel yang Ditunggu akhirnya terlaksana juga: Dewa Kipas atau Dadang Subur melawan GM Irene Sukandar, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Meski kalah telak 3-0, Dewa Kipas atau Dadang Subur tetap mengakui keunggulan pertahanan GM Irene Sukandar yang sulit ditembusnya itu.

Pada pertandingan tersebut Dewa Kipas berhak membawa pulang uang tunai Rp 100 juta. Sedangkan WGM Irene meraih Rp 200 juta yang diberikan langsung oleh Dedy Corbuzier.

Namun, dari ramainya penonton pada pertandingan tersebut, ternyata perlahan olahraga catur di Indonesia mulai bangkit.

Kita semua menyadari itu, olahraga yang bisa dipertandingan dari pos ronda sekalipun hingga level Internasional.

1. Dewa Kipas dan Bangkitnya Minat Catur di Indonesia

Dampak dari fenomena Dewa Kipas itu, tulis Kompasianer Irfan Pras, menimbulkan efek domino berupa meningkatnya minat masyarakat Indonesia akan permainan catur.

Buktinya, penonton pertandingan Dewa Kipas vs GM Irene saja mencapai lebih dari 1 juta penonton saat siaran langsungnya.

"Saya yakin setelah ini banyak yang makin tertarik dengan permainan catur, termasuk membeli papan catur baru, menginstall permainan catur di gawai, menonton tutorial di YouTube," lanjut Kompasianer Irfan Pras.

Terlebih animo masyarakat amat luar biasa, bagi yang sudah akrab dengan dunia catur pasti bangga dan takjub. Sedangkan yang baru melihatnya akan mulai memelajarinya. (Baca selengkapnya)

2. Pengalaman Ikut Turnamen Catur, 3 Kali Menang dari 7 Pertandingan

Olahraga catur kini mendapat perhatian masyarakat Indoensia pascapertandingan Dewa Kipas atau Dadang Subur melawan GM Irene Sukandar.

Karena pertandingan itu, Kompasianer Widi Kurniawan jadi teringat pernah mengikuti sebuah turnamen catur sewaktu kecil. Bukan keinginannya, tapi justru oleh Bapaknya didorong untuk ikut dan didaftarkan.

"Maka, tanpa persiapan dan latihan, saya pun nurut saja ikut jadi peserta. Target kemenangan tidak saya pikirkan, karena dapat jatah konsumsi saja sudah bikin saya senang," tulis Kompasianer Widi Kurniawan, mengenang itu.

Turnamen catur itu menggunakan sistem Swiss tujuh babak, artinya setiap peserta wajib main tujuh kali dengan lawan yang berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com