Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Alasan Bentuk Bank Digital, Founder Bank Jago: Sekarang Kita Bersaing di Era Digital

Kompas.com - 23/03/2021, 17:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Bank Jago, Jerry Ng mengungkapkan alasannya mendirikan bank digital.

Hal ini tak terlepas dari fenomena evolusi bank dalam 20 tahun terakhir.

Jerry menyebut pada abad 21, dunia sudah memasuki digitalisasi.

Baca juga: Ini Alasan Jerry Ng Jadikan Bank Jago menjadi Bank Digital

Perbankan yang notabene salah satu lembaga keuangan paling berpengaruh tak lepas dari perubahan tersebut. 

Apalagi saat ini, muncul generasi digital savvy yang tak bisa lepas pada ponsel.

Keberadaan ekosistem digital pun tumbuh subur dengan cepat, utamanya di negara-negara kawasan Asia Tenggara.

"Lima sampai sepuluh tahun lalu, Gojek, Tokopedia, Traveloka, enggak ada. Sekarang sudah ada dan membuka banyak kesempatan. Sekarang era baru, kita sudah compete (bersaing) di era of digital," kata Jerry dalam Indonesia Data and Economic Conference Katadata, Selasa (23/3/2021).

Perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun belakangan, berbeda dengan tahun 2000-2010 pasca krisis moneter.

Baca juga: Usai Right Issue, Bank Jago Bentuk Aplikasi hingga Unit Usaha Syariah

Kala itu, bank-bank bisa bertahan dengan baik selama tidak melakukan kesalahan.

Berlanjut pada tahun 2010-2020, bank harus memiliki bisnis model yang unik agar mampu bersaing dengan bank lain.

"Semakin ke sini saya belum, ada sesuatu yang tidak bisa dihentikan. Saya lihat ada spectrum dari digitalisasi," ujar dia.

Untuk itu kata Jerry, bank harus bertransformasi karena merupakan nilai guna (utilitas).

Dia lantas mencontohkannya seperti listrik. Listrik tidak akan berguna bila tidak ada barang pendukungnya.

Baca juga: Modal Rp 3,15 Triliun, GIC Singapura Bakal Jadi Investor Bank Jago

Namun, akan sangat berguna bila disatukan dengan alat pendukung.

Sama seperti bank. Bank akan berguna jika bergabung dengan ekosistem yang telah terbentuk saat ini.

Ekosistem itu bisa berupa gaya hidup, yang ujung-ujungnya bersentuhan langsung dengan transaksi, tabung-menabung, dan pinjam-meminjam.

"Bank sebetulnya adalah utility. Hal apapun selalu ujung-ujungnya berhubungan dengan sektor keuangan. Kalau bisa menempatkan diri dengan tepat, kita akan menjadi strategic member (dalam ekosistem)," pungkasnya.

Sebagai informasi, Bank Jago sebelumnya bernama PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) yang diakuisisi oleh Jerry Ng melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) bersama Wealth Track Technology (WTT).

Baca juga: Penuhi Modal Minimum, Bank Jago Bakal Right Issue Rp 7 Triliun

Belum lama ini, Bank Jago menembah modal senilai Rp 7,05 triliun melalui skema Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II alias rights issue (PMHMETD II) alias right issue.

Right issue yang diperdagangkan 10-17 Maret 2021 itu menarik perhatian lembaga pengelola investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF) asal Singapura, GIC Private Limited yang membeli saham sekitar Rp 3 triliun.

Sebelumnya, PT Dompet Karya Anak Bangsa atau Gojek juga tertarik masuk menjadi pemegang saham Bank Jago.

Kendati demikian, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) tetap menjadi pemegang sah utama bank digital tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com