Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesadaran Masyarakat Indonesia Menyiapkan Dana Darurat Masih Rendah

Kompas.com - 24/03/2021, 08:00 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Katadata Insight Center (KIC) melalui surveinya mencatatkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk menyiapkan cadangan dana darurat masih rendah.

Expert Panel KIC Mulya Amri menyebutkan hanya sebanyak 37 persen masyarakat yang memiliki dana darurat selama pandemi.

"Selama pandemi ini kami melihat hanya 37 persen masyarakat kita yang menyimpan uangnya untuk dana darurat, sementara sisanya ada sebanyak 62,9 persen yang sama sekali tidak memiliki dana darurat," ujarnya dalam Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang disiarkan secara virtual, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Lebih lanjut dia membeberkan, dari total masyarakat yang memiliki dana darurat, durasi bertahannya keuangan tersebut hanya berangsur sebentar.

Tercatat, ada 54 persen yang mengaku bahwa dana darurat yang mereka miliki hanya bertahan 3 bulan ke depan. Lalu ada sebanyak 23,2 persen yang mengaku bertahan 4-6 bulan.

"Sementara sisanya yaitu 10,7 persen responden yang mengaku dana daruratnya bertahan selama setahun," ucap dia.

Di samping itu melalui survei ini tercatat juga bahwa keuangan masyarakat selama pandemi memburuk. Ada sebanyak 53,3 persen responden yang mengaku bahwa kondisi keuangannya memburuk lantaran disebabkan beberapa faktor.

Sementara itu ada sebanyak 34,2 persen responden yang mengaku kondisi keuangannya biasa saja dan 12,5 persen responden mengaku kondisi keuangannya baik.

Baca juga: UEA Bakal Gelontorkan Rp 143,9 Triliun ke Indonesia, untuk Apa?

Mulya membeberkan, ada berbagai alasan atau penyebab mengapa kondisi keuangan masyarakat memburuk di tengah pandemi.

"Kami melihat bermacam-macam penyebabnya. Seperti karena pendapatan usaha mereka yang menurun, adanya pemotongan gaji, pengeluaran kesehatan yang bertambah hingga terkena PHK," ucapnya.

Mulya Amri menyebutkan dari hasil survei ini, alasan karena pendapatan usaha mereka yang menurun yang menjadi mayoritas mengapa keuangan masyarakat buruk dengan jumlah persentase sebanyak 61,6 persen. Sementara alasan karena terkena PHK hanya 10,4 persen masyarakat yang mengalaminya.

Perlu diketahui adapun survei ini dilakukan secara online pada tanggal 26 Februari-1 Maret 2021. Survei ini melibatkan 2.491 responden yang berasal dari 34 provinsi.

Baca juga: Tweet Pertama Bos Twitter Terjual Rp 41,47 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com