KOMPASIANA---Dalam sebuah hubungan, meski sudah dipertahankan dan perjuangkan, terkadang putus atau berpisah adalah pilihan.
Memang menyakitkan, tapi menjalani hubungan yang sudah tidak sejalan bagaimana bisa diteruskan?
Akan semakin banyak masalah kecil yang dibesar-besarkan, akhirnya banyak waktu terbuang untuk sekadar menyelasaikan masalah yang itu-itu saja.
Namun, setelah putus misalnya, apakah biasanya tetap bisa berhubungan baik --sebagai teman atau sahabat?
1. Bolehlah Putus Pacaran Demi yang Terbaik!
Cinta itu, bagi Kompasianer Tian Sihombing, adalah sesuatu yang baik, indah, dan kudus.
Ada ungkapan untuk saling menunjukkan kasih sayang dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya berupa ingin memberikan perlindungan, perhatian, motivasi, dan sapaan.
Tetapi, yang justru terjadi adalah mengapa ada yang beranggapan bahwa cinta itu buta?
"Spekulasi yang mungkin bisa jadi benar adalah kapasitas manusia memaknai cinta itu. Maka, muncullah problematika cinta," tulis Kompasianer Tian Sihombing.
Setelah itu, lanjutnya, cinta berhadapan dengan eros dan eros lebih kuat, cinta akan diperalat demi kepuasan nafsu. (Baca selengkapnya)
2. Pacarmu Mulai Menguji Kesetiaanmu dengan Cara Norak? Putus!
Bisakah kesetiaan itu diuji? Menurut Kompasianer Irfan Prasetyo untuk memperoleh pengakuan "setia" itu pasti butuh sebuah perjalanan panjang.
Namun, ada saja orang yang dengan sengaja menguji kesetiaan pasangan. Tapi, apa tujuannya?
"Takutnya, mereka yang suka menguji pasangannya adalah orang-orang yang justru khawatir, takut, dan seorang pencemburu akut," tulis Kompasianer Irfan Prasetyo.
Cara menguji kesetiaan yang umum adalah sengaja menghilang tanpa kabar.