Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Optimistis Defisit APBN Bisa di Bawah 3 Persen di 2023, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/03/2021, 13:58 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) bisa kembali ke level di bawah 3 persen pada tahun 2023 mendatang.

Untuk diketahui, sebagai respon atas dampak pandemi Covid-19, pemerintah bersama dengan parlemen sepakat untuk memberikan kelonggaran terhadap defisit anggaran di atas 3 persen pada rentang tahun 2020 hingga 2022.

Ketentuan mengenai hal tersebut diatur dalam Perppu Nomor 1 tahun 2020 yang kemudian diundangkan menjadi UU Nomor 2 tahun 2020.

Baca juga: Defisit APBN Capai Rp 63,6 Triliun di Februari 2021

Kelonggaran tersebut dimaksudkan lantaran pemerintah perlu untuk menggelontorkan stimulus dalam rangka mendongkrak kinerja perekonomian.

Sri Mulyani mengatakan, target untuk bisa mencapai defisit anggaran di bawah 3 persen tersebut bakal tercapai lantaran tahun ini, kinerja perekonomian sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

"Di tahun 2021, pemulihan riproyeksi terjadi di kuartal II dan kuartal III, erta akan berlanjut di tahun berikutnya," ujar Sri Mulyani dalam webinar Fitch on Indonesia 2021: Navigating a Post-Pandemic World, Rabu (24/3/2021).

"Langkah yang di luar kebiasaan ini tidak lagi diperlukan, meski di sisi lain kami sangat menyadari tidak bisa mencabut beragam program stimulus secara tiba-tiba yang justru akan mendisrupsi proses pemulihan," jelas Sri Mulyani.

Ia pun mengatakan, saat ini mesin-mesin perekonomian, mulai dari konsumsi, investasi, serta ekspor sudah mulai bergerak.

Situasi ini sangat berbeda dengan tahun 2020 lalu, di mana pemerintah menjadi satu-satunya mesin yang mampu memacu gerak perekonomian.

"Tetapi tidak kemudian pemerintah secara begitu saja mematikan mesin tersebut, namun akan dilakukan secara perlahan mulai tahun ini dan tahun 2022 mendatang," jelas dia.

Baca juga: Defisit APBN 2020 Tembus Rp 956,3 Triliun

Untuk diketahui, pada tahun 2020 lalu, defisit APBN mencapai Rp 956,3 triliun atau 6,09 persen dari PDB.

Sementara tahun ini, pemerintah menargetkan defisit APBN sebesar 5,07 persen dari PDB.

Sri Mulyani pun mengatakan, pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan penerimaan dari sisi perpajakan dan non pajak. Sumber-sumber penerimaan negara akan terus dioptimalkan agar penurunan defisit anggaran bisa tercapai tepat waktu.

"Defisit anggaran di tahun 2022 akan lebih rendah dari tahun ini, dan hal itu menunjukkan konsolidasi sekaligus menjembatani kondisi di masa pandemi dan setelah pandemi secara perlahan dalam tiga tahun ini. Sehingga (defisit) 3 persen bisa tercapai di 2023," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com