Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Soal Proyek Upland, Mentan SYL: Penting untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Kompas.com - 24/03/2021, 21:25 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, proyek Upland atau tanah tinggi bertujuan untuk meningkatkan proktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi.

“Proyek Upland ini penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Caranya bisa melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis, serta penguatan sistem kelembagaan,” kata SYL dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Peningkatan produktivitas itu, lanjut dia, bisa juga dilakukan melalui modernisasi pertanian lewat alat mesin pertanian (AInstan), sarana produksi pertanian, serta peralatan penanganan pascapanen untuk mendukung sistem pertanian terpadu.

“Pada tingkat on-farm contohnya peningkatan pertanian dan pada off-farm ada pada pengembangan kelembagaan petani agar menjadi mandiri dan memiliki posisi tawar lebih baik,” jelasnya.

Baca juga: Sambut Panen Raya, Kementan Berkomitmen Jaga Harga Jual Gabah

Selain itu, menurut SYL, proyek tersebut juga dapat membantu pengembangan pasar untuk komoditas pertanian, baik domestiK maupun ekspor.

“Aspek lingkungan juga tidak boleh dilupakan. Sistem pertanian harus dibangun dengan mengutamakan aspek keberlanjutan dan ramah lingkungan. Dengan begini, Upland bisa menjadi kegiatan menantang, tetapi tetap menarik,” kata dia.

Hal tersebut disampaikan SYL menyusul agenda pertemuan penandatanganan perjanjian hibah daerah “The Development of Integrated Farming System in Upland Area” yang digelar oleh Kementerian Pertanian (Kementan) di Hotel Aston Priority, Jakarta, Rabu (24/3/2021).

Proyek upland sendiri merupakan kegiatan pertanian di dataran tinggi secara komprehensif, ditandai dengan pengembangan on-farm dan off-farm.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Kementan Harus Diberi Otoritas Beli Gabah agar Buruh Tani Tak Miskin Terus

SYL mengatakan, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kebijakan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 akan berfokus pada ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.

Hal itu termasuk kesejahteraan keluarga petani dan keberlanjutan sumber daya pertanian.

“Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, khususnya di bidang pertanian, maka dana pembangunan dapat bersumber dari berbagai pendanaan selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN),” ungkapnya.

Ia melanjutkan, kegiatan-kegiatan tersebut harus didesain agar memiliki multiplier effect. Sebab, pembiayaan untuk setiap kegiatan tidaklah kecil dan berasal dari pinjaman luar negeri.

“Maka dari itu, kita harus menanamkan semangat untuk mencapai target agar kegiatan ini bisa menjadi cerita sukses dan teladan, sehingga bisa direplikasi pada kegiatan-kegiatan Kementan di masa mendatang,” paparnya.

Baca juga: Kementan Berikan Fasilitas Gerai Pangan Lokal Bagi Pelaku UMKM

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan momen penting perubahan di bidang pertanian, khususnya menyangkut tentang model pengembangan pertanian yang terintegrasi di dataran tinggi.

“Saya harap kepala daerah beserta jajaran di bidang pertanian bisa mengoptimalkan kesempatan ini untuk memulai era baru model pengembangan pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” kata Sarwo.

Sarwo meyakini bahwa akan banyak tantangan terkait keberlangsungan program itu. Beberapa di antaranya terkait keberagaman kegiatan dan pengembangan komoditas yang berbeda di setiap kabupaten lokasi kegiatan.

“Waktu pelaksanaan selama lima tahun juga menjadi faktor yang perlu dicermati. Untuk itu, perlu komitmen dan kerja keras yang kuat dari kita semua,” pintanya.

Baca juga: Peduli Kesejahteraan Petani, Kementan Bentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah

Lebih lanjut, Sarwo mengatakan, perlu ada koordinasi yang baik dari setiap stakeholder di tingkat pusat maupun provinsi atau kabupaten.

“Keberhasilan kegiatan ini menjadi tanggung jawab bersama. Hasilnya juga tidak hanya sekadar keberhasilan di bidang pembangunan pertanian, tetapi juga untuk generasi Indonesia di masa mendatang,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com