Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Bangun Usaha Bareng Pasangan? Simak 7 Tips Ini

Kompas.com - 27/03/2021, 13:13 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun usaha bersama pasangan memang menjadi tren saat ini. Banyak yang akhirnya bisnis yang dibangun bersama terbilang sukses, bahkan hingga bisa mendanai pernikahannya.

Perencana Keuangan Finansialku, Shierly, CFP® berpendapat bahwa sah-sah saja membangun usaha bersama, semua keputusan tergantung pada masing-masing pasangan.

“Yang penting ada kejelasan dan komunikasi yang kuat antara membangun bisnis dengan hubungan asmara,” ungkapnya.

Baca juga: Agit Bangun Bisnis Sepatu, dari Sekadar Hobi Jadi Mendunia

Tentu saja, dalam hubungan partner bisnis perlu ada 5K, yaitu karakter, kompetensi, komunikasi, kepercayaan, dan komitmen yang kuat.

Shierly menyebutkan, umur hubungan yang cukup lama menjadi salah satu penentu apakah kita mengenal karakter dan kompetensi dari pasangan.

Banyak hal yang harus dipersiapkan agar hubungan dan bisnis bisa berjalan seimbang.

1. Komunikasi terbuka dua arah

Langkah pertama dalam membangun chemistry yang baik adalah komunikasi yang terbuka secara dua arah, seimbang dan saling menghargai.

Diskusikan secara baik-baik tentang visi misi apa yang diinginkan dalam bisnis bersama. Shierly mengatakan, bila perbedaan visi dan misi antara founder dan co-founder tentunya akan menghambat perkembangan bisnis.

Juga, bila salah satu pasangan bertindak lebih dominan dan sukses dalam bisnis, bukan berarti posisi kamu menjadi tidak setara dengannya.

Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka salah satunya akan merasa inferior atau lebih unggul.

Dalam hubungan asmara, posisi kalian adalah seimbang dan masing-masing perlu saling menghargai.

“Dalam hubungan asmara, kalian bisa lebih mengetahui karakter masing-masing dan apakah kalian bisa saling melengkapi ke depannya,” ucap Shierly.

Baca juga: Berawal dari Sahabat di SMA, Dua Wanita Ini Bangun Bisnis Hampers Beromzet Puluhan Juta

2. Buat surat perjanjian serta bagi tugas yang seimbang

Jika ingin membangun bisnis yang serius, maka harus dibentuk secara legalitas di atas surat perjanjian yang resmi.

Perlu adanya legalitas jelas yang membicarakan tentang modal, sistem gajinya dan pembagian keuntungan nanti akan seperti apa, tugas, hak dan kewajiban masing-masing pasangan.

Tentu ini menjadi suatu hal yang penting, karena menyangkut profesionalitas kamu terhadap bisnis yang mau dijalankan.

Selain legalitas, perlu ada komunikasi yang jelas tentang pembagian jobdesc, ruang lingkup, tanggung jawabnya secara operasional sampai batas mana.

Shierly mengatakan, dengan adanya kejelasan semuanya, akan menghindari lempar tanggung jawab dan saling menyalahkan jika terjadi krisis atau konflik nantinya.

Tentunya, hal ini bisa menyesuaikan dengan minat dan keahliannya masing-masing.

“Misalnya, satunya pegang marketing dan sales, sedangkan pasangannya pegang operasional dan administrasi, “ sebut Shierly.

Baca juga: Kiat Sukses Bangun Bisnis Bareng Sahabat, Dijamin Langgeng Terus

3. Bangun profesionalitas

Dalam bisnis tentu akan ada masa-masanya suka, duka, stress dan tidak nyaman satu sama lain saat ada krisis.

Pasangan yang memutuskan berbisnis bersama, penting untuk bersikap profesional, dan berpikir rasional untuk menemukan solusi.

“Hindari mengambil keputusan bisnis yang dilandasi karena perasaaan dalam hubungan asmara,” tegas Sherly.

Penting untuk tidak membawa atau mencampuradukkan masalah hubungan pribadi dengan masalah bisnis.

Selain itu, profesionalitas dalam berbisnis juga penting untuk menjaga hubungan dengan kolega dan tim kamu.

Mereka yang bergabung dengan bisnis kamu memiliki kepentingan karier dan ekonomi. Sehingga, perlu menjaga kepercayaan yang mereka berikan secara profesional.

“Mencampuradukkan hubungan bisnis dan asamara sering kali dapat meluncurkan kepercayaan dan kerjasama di dalam tim,” kata Shierly.

Oleh karena itu, Shierly berpesan bahwa sebaiknya kamu dan pasangan dapat menjaga etika kerja, profesional dalam mengelola bisnis, dan menjaga komunikasi di dalam tim tetap baik.

Baca juga: 4 Cara Bangun Bisnis dengan Konsep Ikigai Ala Orang Jepang

4. Luangkan waktu untuk quality time

Jika sudah mulai berbisnis, tentu akan ada saatnya lelah untuk berpikir soal bisnis. Sehingga, penting untuk luangkan waktu santai bersama pasangan.

Beri waktu sejenak untuk mengembalikan chemistry percintaan dalam suatu hubungan.

Bedakan antara waktu untuk membicarakan hubungan (quality time) dan waktu untuk membicarakan masalah bisnis.

5. Mulai pisahkan uang bisnis dan pribadi

Langkah selanjutnya berfokus pada perencanaan keuangan bisnis. Hal ini bisa dimulai dengan memisahkan uang bisnis dan pribadi di rekening terpisah.

“Dana pribadi jangan dicampuradukkan dengan dana bisnis,” kata Shierly.

Meskipun modal bisnis dari modal pribadi, perlu ada kejelasan dan pemisahan dengan membuat rekening khusus untuk bisnis dan beda dengan rekening pribadi.

“Nanti, perhitungkan mengenai berapa modal masing-masing, sistem gaji dan pembagian keuntungan dari rekening bisnis,” ucap dia.

Baca juga: Bangun Usaha di Tengah Pandemi, Pria Ini Untung Belasan Juta Per Hari

6. Laporan keuangan

Berikutnya, yaitu mulai melakukan pencatatan keuangan sebagai bentuk laporan keuangan bisnis kamu.

Dengan adanya pencatatan keuangan, kamu bisa mengetahui kondisi dan perkembangan bisnis.

“Sehingga, kita bisa memikirkan strategi-strategi apa yang sebaiknya dilakukan ke depannya,” katanya.

Mulai tuliskan secara rinci dari segala macam pemasukkan dan pengeluaran yang dilakukan dalam berbisnis.

Tidak hanya perlu laporan keuangan sebut Shierly, perlu juga ada kejelasan dan pemisahan fungsi di dalam keuangan.

Misalnya, siapa yang berhak mengakses uang masuk dan keluar, membuat reporting (catatan keuangan), dan melakukan evaluasi.

Baca juga: Cerita Rahmat, Bangun Usaha dari Kamar Kos dan Pinjaman Online

7. Rencanakan tujuan keuangan

Sebagai pemilik bisnis, tentunya kamu memiliki tujuan keuangan pribadi dan bisnis. Dalam merencanakannya, semua memiliki strategi yang berbeda.

Jangan lupakan juga untuk melakukan perencanaan keuangan keluarga jika ingin memasuki jenjang pernikahan bersama pasangan.

Dalam tujuan keuangan pribadi, mulai tentukan tujuan keuangan pribadi atau pasangan, melakukan pengecekan kondisi keuangan, memenuhi dana darurat, menghitung dana tujuan keuangan, dan alokasi investasi yang diperlukan.

“Dengan adanya perencanaan keuangan pribadi, pasangan akan lebih harmonis, berpikir secara jernih, dan profesional dalam menjalankan bisnis,” pesan Shierly.

Baca juga: Apa Itu UMKM: Pengertian, Kriteria, dan Contohnya

Selain itu, penting juga merencanakan keuangan bisnis.

Misalnya, tahun depan kamu ingin meluncurkan produk baru atau ingin melakukan ekspansi. Maka secara profesional juga perlu lakukan perencanaan keuangan bisnisnya.

Shierly menjelaskan mulai dari berapa perhitungan proyeksi keuntungan, anggaran biaya yang perlu dikeluarkan, dana darurat yang perlu tersedia, proyeksi untuk arus kas, dan ketersediaan modal yang diperlukan.

Itulah beberapa hal yang perlu perhatian penuh jika ingin menjalankan bisnis bersama pasangan. Keterbukaan dalam komunikasi, dan kerja sama yang solid menjadi kunci utama agar bisa sukses di masa depan. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com