Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Setelah Duel Dewa Kipas vs GM Irene | Tidak Lolos SNMPTN 2021 | Ikan Mas Jadi Hama di Australia

Kompas.com - 27/03/2021, 15:42 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Duel antara Dewa Kipas dan GM Irene Sukandar memang terlah berakhir dengan skor cukup telah: 3-0, dengan kemanangan GM Irene Sukandar.

Duel tersebut adalah satu hal, tapi ada hal lain yang tersisa setelah itu, yakni Wargenet Indonesia yang merundung akun Twitter @GothamChess? Karena, dari sana polemik itu bermula.

Ketika itu akun Dewa_Kipas milik pecatur profesional Indonesia, Dadang Subur diblokir oleh Chess.com, setelah mengalahkan GothamChess dalam pertandingan catur virtual, yang juga disiarkan lewat YouTube dan Twitch beberapa waktu lalu.

Apakah kejadian ini bisa jadi pelajaran bagi warganet ke depannya?

Berikut ini 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana dalam sepekan:

1. GM Irene Menang Atas Dewa Kipas, Netizen Indonesia Siap Minta Maaf?

Ketika pertandingan antara Dewa Kipas dan GM Irene Sukandar yang dilakukan oleh Kompasianer Willi Bintang membuka 2 tab layar komputernya.

"Tab sebelah kiri menayangkan pertandingan antara Irene Sukandar melawan Dadang Subur alias Dewa Kipas bersama lebih dari 1 juta orang di Indonesia," tulisnya.

Sedangkan tab sebelah kanan adalah Tweetdeck, sebuah aplikasi Twitter, untuk memantau mention atas GM Irene dan Pak Dadang.

Dukungan kepada Pak Dadang yang muncul dari ketikan netizen di tab komentar live YouTube maupun di linimasa Twitter sungguh luar biasa.

"Identifikasi Pak Dadang sebagai masyarakat biasa sehingga dekat dengan mayoritas netizen menimbulkan mention positifnya," tulis Kompasianer Willi Bintang. (Baca selengkapnya)

2. Inilah Alasan Mengapa Kamu Tidak Lolos SNMPTN 2021

Pengumuman hasil SNMPTN adalah momen yang paling ditunggu bagi setiap lulusan siswa-siswi SMA di seluruh pelosok Indonesia.

Pasalnya, seleksi tersebut adalah gerbang utama dan prioritas bagi dirinya agar bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri.

Kompasianer Bayu Samudra melihat adanya faktor-faktor lain bagi mereka yang gagal lolos SNMPTN ini.

Sebagai contoh, misalnya, karena arahan guru yang ternyata tidak sesuai dengan keinginan atau minat siswa tersebut.

"Perlu diketahui bahwa pilihan program studi pada SNMPTN 2021 hanya ada dua pilihan," tulis Kompasianer Bayu Samudra. (Baca selengkapnya)

3. Kenapa sih Tukang Parkir Banyak yang Benci?

Apa ada yang merasa seperti Kompasianer Yohanes Ishak yang resah dengan keberadaan tukang parkir?

Kompasianer Yohanes Ishak mencontohkan, seringkali transaksi utama lebih murah daripada biaya yang dikeluarkan untuk bayar tukang parkir.

Malah, lanjutnya, tidak sedikit berdasarkan pengalamannya setelah diberikan uang parkir justru tidak membantu sama sekali.

"Meski sikapnya menjengkelkan, namun hal positif yang bisa kita lihat adalah pekerjaan yang mereka ambil itu setidaknya masih halal, masih baik," tulis Kompasianer Yohanes Ishak.

Para tukang parkir ini untuk mendapatkan uang tidak dengan mencuri atau hal-hal lain yang dikategorikan melanggar hukum. (Baca selengkapnya)

4. Karyawan yang Terjebak Sindrom "Merasa Paling" di Kantor

Disadari ataupun tidak, tulis Kompasianer Sigit Eka Pribadi, sindrom "merasa paling" di antara sesama karyawan ini memang sering umum terjadi di setiap perusahaan.

Padahal apa yang disesumbarkan atau perilaku seorang karyawan yang "merasa paling" tadi belum tentu sesuai ukuran mutu dan kualitas kinerja dirinya di perusahaan tersebut.

"Kalau sindrom "merasa paling" ini dibiarkan, bisa-bisa seseorang akan keterusan merembet mengalami gangguan kepribadian, mental dan kejiwaan," tulis Kompasianer Sigit Eka Pribadi.

Lantas bagaimana caranya dong langkah solusi untuk mengatasi ataupun menghindari jebakan sindrom "merasa paling" tersebut? (Baca selengkapnya)

5. Ketika Ikan Mas Menjadi Hama di Australia

Berbeda dengan di Indonesia ikan mas dikonsumsi bahkan dibudidayakan, sedangkan di Australia justru dimusnahkan karena dianggap sebagai hama.

Kompasianer Ronny Rachman Noor menulis karena invasi ikan mas yang merupakan spesies "pendatang" ini sudah menguasai sungai, danau, dan perairan lainnya serta memusnahkan dan menurunkan populasi ikan asli.

"Saat ini diperkirakan ada sekitar 360 juta ikan mas yang menghuni perairan Australia dan menjadi ancaman sangat serius bagi jenis ikan asli Australia." lanjutnya.

Tingkah laku ikan mas dianggap sebagai perusak lingkungan karena ikan mas yang dikenal memiliki kebiasaan menyedot lumpur sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem bagi fauna perairan lainnya. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com