Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Tak Salah Kaprah, Pahami Asuransi Unitlink yang Nilainya Naik Turun

Kompas.com - 28/03/2021, 13:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga kini, banyak pemilik polis asuransi yang mengeluh dana simpanannya tergerus. Karena merasa dirugikan, mereka akhirnya menceritakan pengalamannya melalui media sosial.

Nasabah kerap merasa dibohongi karena ketika mengajukan klaim, nilainya menyusut jika dibanding dengan pendebetan uang membayar polis setiap bulan. Sebagian nasabah masih awam mengenai asuransi unitlink tersebut.

Adapun unitlink adalah asuransi dua kantong, yakni kantong untuk proteksi dan kantong investasi. Uang premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk membayar proteksi dan sebagian lagi ditempatkan untuk investasi.

Baca juga: Agar Tak Merasa Rugi, Pahami Dulu Beda Unitlink dengan Tabungan Bank

"Beberapa pemegang polis masih awam dalam hal berinvestasi. Sebagian tidak mengerti mengapa nilai tunai polis bisa turun tanpa menyadari risikonya, terutama kalau memilih unitlink reksa dana yang underlying investasinya didominasi saham," kata Azuarini kepada Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Agar tidak menyesal sebelum memutuskan membeli, Azuarini menyarankan calon pembeli untuk mempelajari produknya terlebih dahulu.

Selain dari agen asuransi, produk unitlink bisa dipelajari dari brosur, pamflet, dan lain-lain yang disediakan perusahaan.

Di sisi lain, perusahaan asuransi juga perlu mengedukasi tenaga pemasar dan calon-calon nasabahnya. Bagaimanapun, mengedukasi produk-produk keuangan adalah kewajiban semua pihak, utamanya perusahaan asuransi.

"Unitlink belum pas dipasarkan secara massal, sehingga harus dilakukan literasi atau edukasi terhadap pemegang polis secara terstruktur yang merupakan tugas asosiasi bersama OJK," papar Azuarini.

Azuarini menilai, edukasi harus dilakukan terus-menerus agar pemegang polis memahami betul cara kerja produk tersebut.

Baca juga: Di Atas Target, Laba Berjalan Holding BUMN Asuransi IFG Capai Rp 2,2 Triliun

Para pemegang polis ini setidaknya juga terus memantau perkembangan pasar untuk memonitor portofolionya, mengingat sebagian dana unitlink ditempatkan dalam instrumen investasi.

Tak cukup sampai situ, nasabah perlu disiplin melakukan perubahan penempatan dana sesuai kondisi pasar. Sayang hingga kini, nasabah jarang melakukan hal itu karena tidak terinfo dengan baik.

"(Nasabah) yang banyak adalah terus membeli, kemudian dibiarkan begitu saja polisnya. Perusahaan asuransi harus punya mekanisme dalam memberikan info pasar. Ini juga salah satu bentuk edukasi," pungkas Azuarini.

Sebelumnya diberitakan, banyak pemilik polis asuransi yang mengeluh dirugikan. Bukan hanya menyeret nama satu perusahaan asuransi, fenomena ini menyeret beberapa nama perusahaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com