Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Terusan Kra, Ambisi Thailand yang Mengancam Singapura

Kompas.com - 29/03/2021, 11:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah kapal bernama Ever Given terjepit di Terusan Suez, Mesir. Tragedi ini membuat arus lalu lintas kapal penghubung perairan Laut Merah dan Mediterania itu terganggu.

Ever Given adalah kapal sepanjang 400 meter panjangnya melebihi empat lapangan sepak bola, dengan lebar 59 meter dan bobot 200.000 ton.

Kapal berbendera Panama yang dioperasikan oleh Evergreen Marine Corp asal Taiwan ini terjepit dan membuat Terusan Suez macet, menyebabkan lebih dari 300 kapal besar mengantre di kedua sisi. 

Bicara soal terusan atau kanal kapal, di Asia Tenggara sendiri, ada polemik terkait rencana pembangunan Terusan Kra yang sampai saat ini masih timbul tenggelam.

Baca juga: Bagaimana Ekonomi Timor Leste Setelah 18 Tahun Merdeka dari Indonesia?

Adalah pemerintah Thailand yang berambisi membangun kanal di daerah Selatan, tepatnya di sebuah celah daratan sempit bernama Genting Kra dekat perbatasan dengan Malaysia.

Genting Kra merupakan daratan yang diapit oleh Laut China Selatan dan Laut Andaman. Ide pembuatan terusan ini bahkan sudah ada sejak ratusan tahun lalu, saat Raja Thailand saat itu memerintahkan insinyur Perancis melakukan survei pembangunan kanal.

Gagasan menghubungkan Songkhala di Timur dan Nakhon Si Thammarat di Barat mengemuka setelah Ferdinand de Lesseps sukses membangun Terusan Suez di Mesir pada tahun 1869.

Jadi kontroversi

Dikutip dari Bangkok Post, Senin (29/3/2021), pada tahun ini Dewan Pembangunan Ekonomi Nasional Thailand sudah beberapa kali meminta Perdana Menteri Thailand mempercepat studi kelayakan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembangunan kanal.

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Terusan yang dinamakan Thai Canal tersebut akan membelah daratan sepanjang sekitar 120 kilometer. Dengan kanal tersebut, kapal-kapal yang melintasi Laut China Selatan menuju ke Laut Andaman tak perlu lagi melewati Selat Malaka.

Selat Malaka sendiri merupakan salah satu celah perairan tersibuk di dunia. Meski lautnya dimiliki secara bersama-sama dengan Indonesia dan Malaysia, Singapura adalah negara paling diuntungkan dari kehadiran kapal-kapal di perairan tersebut.

Saat Thailand dipimpin Perdana Menteri, Thaksin Shinawatra, studi kelayakan sebenarnya sudah disetujui. Namun kemudian realisasi di lapangan dibatalkan setelah pemerintah sipil dikudeta militer Thailand.

Hambatan lain pembangunan Terusan Kra di Thailand datang dari para politisi dan pejabat pemerintah Thailand. Mereka yang kontra menganggap, banyaknya titik dangkal di Laut Andaman dan Teluk Thailand bisa menghambat pembangunan dan lalu lintas kapal nantinya.

Baca juga: Macet di Terusan Suez Sebabkan Ekspor Kayu hingga Nikel RI Terhambat

“Ketinggian air yang berbeda menyebabkan keterbatasan dalam konstruksi. Kanal tersebut dapat dibangun dengan lebar hanya 40-50 meter,” kata Pailin Chuchottaworn, Ketua Komite Pemerintah untuk Pengarahan Ekonomi.

Pailin bilang, besarnya biaya pembangunan terusan tak sebanding dengan manfaat yang didapatkan.

"Selain itu, kanal juga membutuhkan pintu air guna menyesuaikan tinggi permukaan air. Sementara hanya satu kapal yang boleh melewati kanal dalam satu waktu," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com