JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesi I menguat, Senin (29/3/2021).
Berbeda dengan rupiah yang melanjutkan pelemahan di pasar spot.
Melansir RTI, pada tengah siang ini IHSG naik 0,3 persen di level 6.214. Total transaksi siang ini sebesar Rp 4,9 triliun dengan volume 7,9 miliar saham.
Baca juga: IHSG Bakal Lanjutkan Kenaikan? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Net buy asing siang ini sebesar Rp 70,8 miliar di seluruh pasar.
Sektor basic industry menyumbang kenaikan IHSG sebesar 2,2 persen, sektor manufaktur sebesar 1,1 persen, consumer 0,7 persen, dan finance sebesar 0,2 persen.
Siang ini asing catatkan net buy tertinggi pasa saham Bank BRI (BBRI) sebesar Rp 110,6 miliar. Saham BBRI siang ini menguat tipis 0,8 persen di level Rp 4.760 per saham.
Gudang Garam (GGRM) juga laris diborong asing sebesar Rp 13,2 miliar. Harga saham GGRM siang ini naik 2 persen di level Rp 36.825 per saham.
Demikian juga dengan saham United Tractors (UNTR) yang dibeli asing siang ini sebesar Rp 12,2 miliar. Harga saham UNTR siang ini bertambah 1,3 persen di level Rp 22.200 per saham.
Baca juga: IHSG Awal Sesi Hijau, Rupiah Merah
Adapun net sell asing tertinggi siang ini ditempati oleh Bank BTN (BBTN) sebesar Rp 15,9 miliar. Harga saham BBTN siang ini terkoreksi 1,3 persen di level Rp 1.820 per saham.
Saham Bank Jago (ARTO) juga dilego asing sebesar Rp 12 miliar. Saham ARTO menguat 0,15 persen di level Rp 9.950 per saham.
Aksi jual yang cukup tinggi pada tengah siang ini juga dialami Saham Bank BCA (BBCA) senilai Rp 12 miliar. Harga saham BBCA siang ini naik tipis 0,4 persen di level Rp 32.225 per saham.
Primadona siang ini antara lain, Barito Pacific (BRPT) yang melesat 6,3 persen di level Rp 1.005 per saham.
Kemudian, saham Charoen Pokphand (CPIN) juga lompat 5,8 persen di level Rp 7.275 per saham.
Baca juga: Simak Tips Investasi Saham untuk Investor Pemula
Selanjutnya, saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang menguat 2,9 persen di level Rp 1.400 per saham.
Rupiah masih tertatih siang ini di level Rp 14.440 per dollar AS berdasarkan Bloomberg pukul 11.35 WIB.
Posisi ini melemah 0,15 persen atau 22 poin dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.417 per dollar AS.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menyebutkan, intervensi Bank Indonesia sejauh ini terbukti mampu menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
Walau demikian, pasar masih memperhatikan pertumbuhan ekonomi AS yang mendorong inflasi.
Baca juga: Sebelum Memilih Produk Asuransi, Coba Lakukan 3 Langkah Ini
“Rupiah dalam sepekan kemungkinan masih tertekan, jika BI tidak melakukan intervensi bisa berada diatas level Rp 14.500 per dollar AS,” kata Lukman kepada Kompas.com.
Dia mengatakan, sentimen data-data inflasi AS masih akan terus meningkat, dan itu akan menimbulkan appetite.
Kondisi ini juga meningkatkan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga di AS.
“Saat ini dollar AS trennya masih menguat karena data inflasi. Treasury AS juga kemungkinan besar akan kembali naik yield-nya,” jelas dia.
Lukman memproyeksikan dalam sepekan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.350 per dollar AS sampai dengan Rp 14.650 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.