Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Ungkap Indonesia Masih Impor Beras 356.286 Ton di 2020

Kompas.com - 29/03/2021, 14:06 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya impor beras sebanyak 356.286 ton secara kumulatif sepanjang tahun 2020.

Data impor beras tahun 2020 tercatat berasal dari berbagai negara dengan total nilai setara 195,4 juta dollar AS. Angka tersebut merupakan akumulasi nilai impor beras ke Indonesia dari Januari hingga Desember 2020.

Sepanjang 2020 tersebut, Indonesia paling banyak mengimpor beras dari Pakistan yakni sebesar 110.516 ton atau senilai 41,51 juta dollar AS.

Selanjutnya urutan kedua diduduki beras impor asal Vietnam yakni sebanyak 88.716 ton, yang juga dipasok ke Indonesia. Namun, dari sisi nilai impornya, beras Vietnam setara 51,1 juta dollar AS, tergolong lebih mahal dibandingkan Pakistan.

Adapun Thailand mengekspor 88.593 ton beras ke Indonesia sepanjang 2020. Angka itu setara dengan 76,3 juta dollar AS, atau lebih mahal dari beras impor asal Vietnam.

Sedangkan impor beras sisanya berasal dari sejumlah negara lain seperti Myanmar, India, dan negara lainnya.

Baca juga: Disinggung Jokowi untuk Jaga-jaga, Ini Data Impor Beras Asal Thailand dan Vietnam

Capaian impor beras Indonesia di tahun 2020 tersebut sedikit menurun dibandingkan setahun sebelumnya. Sepanjang 2019, Indonesia mengimpor beras sebanyak 444.508 ton atau setara dengan 184,2 juta dollar AS.

Pada 2019 itu, beras impor asal Pakistan jadi yang terbanyak dibandingkan negara-negara lain, yakni sebanyak 182.564 ton. Setelah Pakistan, beras impor asal Myanmar menduduki posisi kedua terbanyak dibandingkan negara lain, dengan jumlah 166.700 ton.

Sedangkan negara lain yang kerap jadi langganan impor beras, Thailand dan Vietnam, pada 2019 pasokannya menurun. Indonesia hanya impor beras sebanyak 33.133 ton dari Vietnam dan 53.278 ton dari Thailand pada 2019.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, menjelaskan bahwa nilai impor beras tahun 2020 dan 2019 menurun drastis jika dibandingkan tahun 2018.

“Sebenarnya turunnya signifikan sekali,” ujarnya kepada Kompas.com ketika dihubungi pada Senin (29/3/2021).

Baca juga: Jokowi Sebut Hampir 3 Tahun Tak Impor Beras, Benarkah?

Data BPS menunjukkan, impor beras besar-besaran memang terakhir kali terjadi pada 2018. Saat itu, Indonesia mengimpor beras 2.253.824 ton tahun 2018. Jumlah tersebut setara dengan 1,037 miliar dollar AS.

“Artinya bisa dikatakan beras yang diimpor, 2020 misalnya, itu sebagian besar memang beras-beras khusus. Jadi ada beras yang kadar gulanya rendah dan sebagainya. Jadi bukan beras umum yang biasa dikonsumsi masyarakat,” jelasnya.

Dia menyebut, kebanyakan beras yang diimpor umumnya didistribusikan ke lokasi-lokasi tertentu seperti hotel, restoran atau kafe. Kebutuhan beras khusus menurutnya sulit dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri.

“Karena memang beras-beras kayak gitu kita nggak ada produksinya ya, mungkin kalau ada pun sedikit sehingga memang perlu impor untuk beras-beras yang seperti itu,” bebernya.

Baca juga: Indonesia Langganan Impor Beras dari Negara Mana Saja?

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai polemik impor beras tahun 2021 ini. Jokowi juga mengungkap bahwa Indonesia sudah hampir tiga tahun tak impor beras.

“Saya pastikan bahwa sampai bulan Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita Indonesia. Kita tahu, sudah hampir tiga tahun ini kita tidak impor beras,” ujar Jokowi ketika memberikan keterangan, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (26/3/2021).

Lebih lanjut, Jokowi mengakui saat ini ada MoU dengan Thailand dan Vietnam. Hanya saja, kerja sama untuk impor beras dari Thailand dan Vietnam itu menurutnya hanya untuk berjaga-jaga, mengingat situasi pandemi penuh ketidakpastian.

Baca juga: Impor Beras Era Megawati hingga Jokowi: Selalu Turun Saat Kampanye

“Saya tegaskan lagi, berasnya belum masuk,” tegas mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

Work Smart
HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

Whats New
Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com