Maka, Shierly menyarankan, sebaiknya dana pernikahan disesuaikan dengan kemampuan keuangan pasangan atau pihak keluarga. Shierly menegaskan agar menghindari utang sebagai modal menikah.
Efek mengutang dana pernikahan akan terlihat setelah pesta. Karena, pasti kebutuhan pasca pernikahan cenderung menjadi banyak dan tidak terduga.
“Jadi, sebaiknya hindari awal kehidupan pernikahan kamu dengan menyicil utang, dan membayar bunga utang dari dana pernikahan,” tegasnya.
Baca juga: 8 Tips Hemat Menyelenggarakan Pernikahan di Masa Pandemi
Jenis investasi yang cocok untuk persiapan dana menikah
Shierly mengatakn, jika merencanakan untuk menikah dalam jangka pendek atau kurang dari setahun, maka sebaiknya berinvestasi di instrumen yang rendah risiko dan likuid.
Misalnya, deposito atau reksa dana pasar uang. Mengapa dua produk ini menjadi pilihan? Karena biasanya dalam persiapan dana menikah, ada beberapa biaya yang dibayar DP atau beberapa kali cicilan.
Jika aset investasi tersebut likuid, dananya akan mudah ditarik untuk bayar biaya menikah.
Juga perlu ditempatkan di aset rendah risiko, agar nanti dananya tidak mengalami kerugian yang besar seandainya kondisi perekonomian sedang fluktuatif.
Berbeda jika rencana menikahnya dalam jangka menengah, atau antara satu sampai tiga tahun, maka bisa berinvestasi di produk dengan risikonya moderat. Misalnya, di reksa dana pendapatan tetap atau P2P Lending.
Lainnya, jika rencana menikah berada dalam jangka panjang, atau lebih dari tiga tahun, maka bisa berinvestasi dengan risiko agresif. Misalnya, reksa dana campuran, reksa dana saham, ataupun saham.
Baca juga: Terbuka soal Keuangan Pribadi dengan Pasangan Sebelum Menikah, Perlukah?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.