Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkop UKM Ajak IMA Bersinergi Dukung UMKM Masuk E-commerce

Kompas.com - 30/03/2021, 14:24 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak Indonesian Marketing Association (IMA) bersinergi untuk mendukung UMKM agar dapat menguasai pasar e-commerce dalam negeri.

“Target kita yaitu UMKM naik kelas, UMKM on boarding meningkat dari 12 juta pada 2020 menjadi 30 juta pada 2023 dan go export melalui platform digital,” kata Teten Masduki saat menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Series IMA bertema "Kebijakan Pemerintah untuk UKM", Senin (29/3/2021).

Baca juga: MenkopUKM Dorong Pemda Kembangkan Produk UKM Unggulan

Ia mengatakan, saat ini Kemenkop UKM tengah memperkuat KUMKM dengan beberapa cara, seperti peningkatan kapasitas UMKM termasuk penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan kawasan/klaster terpadu UMKM.

Selain itu, dilakukan juga perluasan pasar melalui on boarding platform pengadaan barang dan jasa (LKPP dan PaDI), Live Shopping, Kampanye BBI, Sistem Informasi Ekspor UMKM, penyediaan ruang 30 persen infrastruktur publik bagi UMKM, serta kerja sama dengan Alibaba, Lazada, dan Amazon untuk ekspor.

“Ada juga dalam dukungan logistik kami bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia,” kata Teten.

Pada kesempatan itu, Teten juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia Marketing Association (IMA), yang telah memberikan referensi bagi UMKM untuk memasarkan produknya menembus pasar global.

Baca juga: Survei Modalku: Hanya 27 Persen UMKM yang Bisa Akses Pinjaman ke Lembaga Keuangan Konvensional

Ia mengatakan, pemasaran produk saat ini tidak bisa dipisahkan dengan digitalisasi. UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi.

Di samping itu, Teten juga menyebutkan, berdasarkan data dari e-Conomy SEA 2020 Google, Temasek, Bain & Company, potensi ekonomi digital diprediksi mencapai 124 miliar dollar AS pada 2025.

McKinsey Juni 2020 & Redseer 2020 juga mencatatkan, sejak pandemi Covid-19 di Indonesia, terjadi peningkatan jumlah transaksi secara daring sebesar 26 persen, terdapat 3,1 juta transaksi per hari, serta kenaikan 35 persen pengiriman barang.

Sementara menurut hasil survei World Bank 2021 menunjukkan bahwa 59,2 persen responden bermata pencarian wiraswasta dan 74,1 persen mengandalkan penjualan online sebagai pendapatan utama.

Sedangkan mayoritas pelaku usaha berumur 24-34 tahun, 47,4 persen berpendidikan SMA, dan 32,8 persen berpendidikan S1.

Baca juga: Porsi Pembiayaan untuk UMKM Diharapkan Bisa Naik setelah Terbentuknya Holding BUMn Ultra-Mikro

Namun, 51 persennya adalah reseller dan podusen baru mencapai 11 persen.

“Hal ini menjadi fokus utama yaitu bagaimana cara UMKM lokal dapat menguasai e-commerce,” ucap Teten.

Teten menambahkan, masalah UMKM untuk masuk dalam ekosistem digital, antara lain kurangnya pengetahuan digitalisasi, kapasitas produksi terbatas, dan kualitas produksi terbatas.

“Saya mengajak mari kita bangga, beli dan pakai produk UMKM Indonesia,” tegas Teten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com