Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbal Hasil Treasury AS Naik, Saham-saham Sektor Apa yang Layak Dikoleksi?

Kompas.com - 30/03/2021, 16:36 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan imbal hasil Treasury AS menjadi fokus pasar modal global sepanjang bulan Februari 2021. Hal ini karena imbal hasil Treasury AS sangat memiliki pengaruh yang kuat pada sektor keuangan regional.

Eli Lee Head of Investment Strategy, Bank of Singapore mengatakan, dalam kondisi seperti itu, saham-saham Cyclical dan Value akan memberikan peluang yang sangat menarik, seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian yang didorong oleh proses vaksinasi global yang lancar.

“Maka dari itu, saat ini kami overweight terhadap sektor energi, keuangan, industri & industri dasar, dan properti,” kata Eli Lee dalam siaran pers, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: BI Borong Surat Utang Pemerintah Rp 65 Triliun

Juky Mariska Wealth Management Head, Bank OCBC NISP mengatakan, tren kenaikan imbal hasil sejauh ini memiliki dampak negatif bagi aset berisiko seperti saham, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran investor atas dampak dan akibat dari kenaikan imbal hasil Treasury AS yang signifikan.

“Pasar saham memeriahkan penurunan penyebaran Covid-19 dalam negeri sementara pasar obligasi terpuruk akibat kenaikan imbal hasil Treasury AS,” kata Juky.

Juky mengatakan, upaya pemerintah untuk menopang perekonomian semakin besar setelah Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menambah anggaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari awal nya Rp 300 triliun menjadi Rp 699 triliun untuk tahun 2021.

Keputusan tersebut diambil seiring dengan pemerintah yang terus menerus menilai keadaan ekonomi, dan menyetujui bahwa dibutuhkannya dana bantuan yang lebih besar jika ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 5 persen tahun ini.

Dari sektor pasar modal, IHSG berhasil menguat diatas level psikolog 6.000 bulan lalu, atau mencatatkan penguatan sebesar 6,5 persen untuk menutup bulan perdagangan di rentang level 6.200 sampai 6.300.

Baca juga: Simak Tips Investasi Saham untuk Investor Pemula

Proses vaksinasi yang terus berjalan masih memberikan sentimen positif bagi investor, seiring dengan turunnya angka penyebaran.

Namun, pasar saham beberapa pekan terakhir terlihat bergerak sideways akibat para pelaku pasar yang masih mencari katalis berikutnya yang dapat mendorong penguatan pasar saham.

“Meskipun demikian, kami masih melihat potensi penguatan yang cukup signifikan bagi pasar saham domestik disaat materialisasi peningkatan laba perusahaan di kuartal kedua tahun ini. IHSG diperkirakan akan diperdagangkan di rentang 6.200 hingga 6.500 dalam jangka pendek kedepan,” jelas Juky.


Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com