JAKARTA, KOMPAS.com – Imbal hasil treasury AS yang saat ini sedang dalam trend kenaikan menyusul pemulihan ekonomi yang cepat serta potensi inflasi dari negara tersebut.
Head of Investment Strategy Bank of Singapore Eli Lee mengatakan, dalam waktu dekat, lonjakan imbal hasil Treasury AS dapat meningkatkan risiko volatilitas di pasar keuangan. Meskipun dapat naik lebih jauh, tetapi masih berada di level terendah secara historis di bawah 2 persen.
“Imbal hasil obligasi pemerintah akan meningkat selama 2021. Sementata itu, imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencapai 1,9 persen selama 12 bulan ke depan,” kata Eli Lee dalam Monthly Outlook Bank OCBC NISP, Selasa (31/3/2021).
Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Naik, Saham-saham Sektor Apa yang Layak Dikoleksi?
Di sisi lain, penguatan yang terlihat dalam aset risiko selama setahun terakhir berpotensi berlanjut lebih dari 2021, karena sikap The Fed yang sangat dovish terhadap inflasi dan pengangguran kemungkinan akan mencegah penjualan besar di pasar obligasi pemerintah.
“Kenaikan imbal hasil Treasury AS 10 akan menjadi ancaman jangka pendek bagi pemulihan ekonomi global. Tetapi kami berharap The Fed akan melakukan sesuatu jika aset risiko turun dengan tajam, misalnya dengan menunda dimulainya tapering,” tegas dia.
Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska mengatakan, pergerakan pasar obligasi domestik menyerupai pasar obligasi Amerika Serikat, dimana pelemahan yang signifikan terjadi di bulan Februari tahun ini.
Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah naik 650 basis poin (6,5 persn) ke level 6,6 persen untuk menutup bulan Februari. Potensi diperlukannya stimulus yang lebih besar dapat memicu penerbitan obligasi yang lebih banyak.
“Pada dua sesi lelang terakhir, penawaran yang masuk lebih rendah dibandingkan rata-rata, namun masih berhasil mencatatkan rasio bid-to-cover sebesar 2,5x hingga 3x. Seiring dengan ekspektasi investor global atas pemulihan ekonomi dan inflasi yang lebih cepat, pasar obligasi masih akan tertekan beberapa waktu kedepan,” jelas Juky.
Adapun beberapa faktor yang membuat imbal hasil obligasi pemerintah meningkat tajam, yakni, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dan prospek ekonomi yang lebih kuat. Selain itu, vaksinasi yang sedang berjalan saat ini memungkinkan aktivitas di seluruh dunia untuk mulai rebound dari pandemi.
Kenaikan harga komoditas seiring dengan pulihnya aktivitas global, juga mendorong kenaikan imbal hasil obligasi. Pasar obligasi juga berfokus pada risiko tingkat inflasi diperkirakan untuk naik karena ‘base effects'.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.