Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Masih Akan Turun, Kapan Momen yang Tepat Buat Beli?

Kompas.com - 31/03/2021, 17:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro memproyeksi harga emas akan mengalami koreksi lanjutan dalam jangka pendek sebelum tembus ke level Rp 1,4 juta di akhir tahun 2021. 

Hal ini tak terlepas dari fenomena suku bunga obligasi yang terus merangkak naik, sementara angka inflasi masih rendah. 

Berdasarkan survei Pemantauan Harga Bank Indonesia, inflasi pada bulan Maret ini diproyeksi 0,08 persen mtm.

Baca juga: Harga Emas Bisa Tembus Rp 1,4 Juta Tahun Ini, Kapan Waktunya Beli?

Dengan perkembangan itu, inflasi secara tahun kalender sebesar 0,44 persen (ytd) dan 1,36 persen (yoy).

"Harga emas akan masih dalam koreksi lanjutan sampai nanti kuartal IV 2021 harganya akan naik, saat inflasi sudah naik," kata Satria dalam live Instagram bersama Bahana Sekuritas, Rabu (31/3/2021).

Lantas, kapan momen yang tepat untuk membeli emas saat harganya turun?

Untuk mendapat keuntungan maksimal, Satria menyarankan membeli emas saat harganya mencapai level terendah (bottom level), ketika suku bunga obligasi merangkak naik yang membuat real yield makin menurun.

Real yield adalah imbal hasil obligasi dikurangi inflasi.

Baca juga: Yield Treasury AS Diprediksi Sentuh 1,9 Persen, Bagaimana Dampaknya ke Emas dan Rupiah?

Saat real yield menurun, harga emas cenderung menurun.

Namun, saat inflasi melampaui tingkat suku bunga (negative real yield), maka harga emas akan menguat.

Proyeksinya, level terendah mungkin akan terjadi pada 1 bulan hingga 2 bulan mendatang.

Adapun hari ini, harga batangan emas antam turun ke level Rp 8.000 ke level Rp 903.000 per gram.

"(Bulan) Mei-Juni harga emas bisa lebih turun lagi, itu momen yang tepat untuk beli emas," ujar Satria.

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 8.000, Simak Daftar Lengkapnya

Namun, kata Satria, jangan hanya menaruh aset pada instrumen emas.

Alokasikan pula dana pada instrumen lain, seperti saham, reksa dana, obligasi, dan sebagainya.

Nantinya, emas akan berperan sebagai hedging (penopang/lindung nilai) ketika pasar keuangan menurun.

Sementara instrumen berisiko tinggi seperti saham, akan banyak mendulang cuan saat keadaan ekonomi membaik.

Kembali lagi, pilihlah saham-saham yang berkinerja baik.

"(Jika memiliki tabungan) Rp 100 juta, sekitar 20-30 persen boleh ditaruh di tabungan di emas atau sekitar 25 gram, sudah cukup. Jadi emas itu sangat penting sebagai hedging," pungkas Satria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com