Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cegah Karhutla, Sinarmas Kampanye Lewat Lagu Tradisional

Kompas.com - 31/03/2021, 17:20 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Managing Director of Sustainability Sinar Mas Agribusiness and Food Agus Purnomo mengatakan, pihaknya mengajak masyarakat mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sembari melestarikan tradisi setempat.

Untuk itu, Sinar Mas Agribusiness and Food bekerja sama dengan stasiun radio pemerintah daerah dan swasta sepanjang Maret menyiarkan jingle pencegahan karhutla melalui lagu tradisional.

“Kami berharap perpaduan ajakan dalam bahasa daerah dengan musik dari akordeon dan alat musik tradisional Dayak, Sapeh, dapat menyampaikan pesan bahwa kita semua harus bertindak untuk mengurangi kebakaran hutan dan lahan tahun ini,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Jingle tersebut disiarkan di tiga provinsi, yaitu Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Seperti diketahui, ketiga provinsi tersebut mewakili wilayah paling rawan terjadi kebakaran.

Baca juga: Ini Strategi Sinar Mas Agribusiness and Food Cegah Kebakaran Hutan

Selain itu, perusahaan Sinar Mas juga beroperasi di wilayah tersebut. Untuk itu, program seperti ini telah menjadi fokus perusahaan untuk menginisiasi serangkaian kegiatan pencegahan karhutla sejak 2016, yaitu program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Agus menyadari, butuh waktu dan proses yang panjang untuk tidak membakar lahan sembarangan.

Sebab, membakar lahan telah menjadi budaya sebagian masyarakat Indonesia, terutama dalam menyiapkan lahan pertanian. Oleh karenanya, perlu waktu yang tidak sebentar untuk mengubah pola perilaku itu.

Walau demikian, masyarakat Dayak dan Melayu serta suku-suku lain di Indonesia memandang pembakaran hutan sembarangan akan merugikan tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain, lingkungan, dan keluarga.

Baca juga: Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Kian Parah, Asap Terus Menyebar

Tanah to indae kitae. Tanah adalah ibu kita, jangan bakar sembarangan!” merupakan kalimat yang diucapkan oleh perwakilan masyarakat Dayak yang terlibat dalam pembuatan jingle tersebut.

Sinar Mas memang melibatkan seniman muda Indonesia dan perwakilan masyarakat setempat dalam pembuatan jingle tersebut.

Jingle pencegahan karhutla dapat diunduh secara gratis di laman pencegahan karhutla perusahaan, dengan klik link berikut.

“Ini adalah upaya terkini perusahaan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan karhutla serta mengubah perilaku masyarakat secara perlahan,” terang Agus.

Pada 2020, Sinar Mas juga telah meluncurkan buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba untuk siswa sekolah dasar dan guru pengajar.

Baca juga: Sudah 3 Pekan Karhutla Pelalawan Riau Belum Juga Padam, Tim Gabungan Kewalahan

Sebanyak 5.800 buku cerita didistribusikan ke sekolah-sekolah yang berlokasi di daerah rawan kebakaran.

Sinar Mas juga menggelar berbagai kegiatan, seperti pelatihan guru online, pendampingan petani di desa rawan kebakaran, dan pelatihan Masyarakat Siaga Api (MSA) untuk mendukung Indonesia bebas kebakaran.

Upaya Sinar Mas Agribusiness and Food pun membuahkan hasil. Pada 2020, desa-desa yang didukung program DMPA mengalami penurunan kebakaran secara signifikan, yaitu 97 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Agus menambahkan, pencegahan kebakaran tentu membutuhkan kerja sama semua pihak baik perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.

Baca juga: Sinar Mas Harap Korporasi Bantu UMKM untuk Naik Kelas

“Bersama-sama, kita bisa mewujudkan Indonesia bebas karhutla,” ajaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com