Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Keluhkan Masih Tingginya Harga Cabai Rawit Merah

Kompas.com - 31/03/2021, 19:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang pasar mengeluhkan masih tingginya harga cabai rawit merah hingga saat ini.

Kenaikan komoditas pangan ini sudah terjadi dalam 4 bulan terakhir.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, cabai rawit merah memang mulai alami penurunan harga namun tetap bertahan di level tinggi.

Baca juga: Jelang Puasa, Harga Cabai Rawit hingga Daging Sapi Masih Tinggi


Saat ini, harga cabai rawit merah berkisar Rp 125.000-130.000 per kilogram, membaik dari sebelumnya yang pernah mencapai Rp 150.000 per kilogram.

"Memang harus diakui, untuk cabai rawit ini tidak biasa, tidak lazim, tidak normal. Ini adalah kenaikan cabai rawit merah terparah kurang lebih 10 tahun terakhir," ujar Abdullah kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Menurut dia, tingkat keparahan mahalnya harga cabai rawit merah tercermin dari kondisi ini yang sudah berlangsung selama 4 bulan.

Harganya pun sempat tembus Rp 150.000 per kilogram.

Padahal, normalnya harga cabai rawit merah berkisar Rp 30.000-33.000 per kilogram.

Baca juga: Mentan Sebut Harga Cabai Rawit Merah Bakal Turun di Bulan Puasa dan Lebaran

Abdullah mengatakan, kondisi ini terjadi tak lepas dari imbas kerugian besar-besaran yang dialami petani cabai pada akhir tahun lalu saat panen raya.

Pasokan yang melimpah kala itu membuat harga cabai anjlok.

Hal itu membuat banyak petani enggan kembali menanam cabai. Akibatnya produksi komoditas pangan ini menjadi sangat rendah.

"Sudah begitu pas mulai tinggi (tanamnya), terjadi musim hujan, di beberapa titik bahkan banjir. Itu yang buat harga cabai rawit gila-gilaan dan terjadi cukup lama," jelas dia.

Meski demikian, Abdullah meyakini harga cabai rawit merah akan melanjutkan tren penurunan, sebab mulai memasuki masa panen.

Baca juga: Mendag Khawatir Harga Cabai Rawit Merah Anjlok Saat Lebaran

Namun, penurunan tidak akan sampai ke harga normal.

Lantaran sebentar lagi akan memasuki bulan puasa, yang mana permintaan trennya akan tinggi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com