Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Ketenagakerjaan Pangkas Investasi Saham, Ini Komentar Para Analis

Kompas.com - 01/04/2021, 08:45 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) atau BPJamsostek berencana memangkas investasi pada saham dan reksa dana.

Langkah ini dilakukan untuk menekan defisit program jaminan hari tua (JHT) yang membuat lembaga ini mencatatkan risiko unrealized loss atau kerugian secara buku.

Menanggapi rencana ini, Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, langkah tersebut dapat memberikan tekanan pada harga saham-saham koleksi BPJSTK.

"Sentimen dari kebijakan tersebut tentu menjadi perhatian pelaku pasar di mana dana kelolaan BPJSTK yang berencana keluar dari pasar saham dapat memberikan tekanan pada saham-saham yang dimilikinya," jelas Okie kepada Kontan.co.id, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Bakal Kurangi Investasi Saham dan Reksa Dana, Ini Respons BEI

Padahal, saham-saham yang masuk dalam portofolio BPJSTK memiliki bobot yang cukup besar ke IHSG. Sehingga, penurunan harga tersebut akan memberi tekanan terhadap pergerakan IHSG, di samping sentimen negatif dari domestik maupun global yang telah menyeret IHSG selama ini.

Terlepas dari strategi memangkas investasi di saham, Okie mencermati saham-saham koleksi BPJSTK tergolong berfundamental baik. Sehingga diperkirakan, pasar masih akan menyerap saham-saham tersebut kalau BPJSTK mengambil keputusan untuk melepasnya.

Bagi investor dengan strategi jangka panjang, lanjut Okie, momentum penurunan justru bisa menjadi momentum melakukan pembelian secara bertahap. Akan tetapi, pergerakan harga saham-saham koleksi BPJSTK masih akan tertekan dalam jangka pendek.

Mengacu pada laporan keuangan BPJSTK tahun 2019, ada beberapa saham dalam portofolio BPJSTK yang dianggap masih menarik.

Dengan asumsi portofolio tersebut belum ada perubahan hingga saat ini, Okie mencermati saham-saham yang bergerak di sektor perbankan dan perkebunan cukup atraktif.

"Hal tersebut beriringan dengan pemulihan dari kualitas kredit di tahun 2021 dan juga tren dari harga komoditas CPO yang masih berpotensi naik hingga kuartal II tahun ini. Tentu itu dapat menjadi trigger terhadap membaiknya kinerja emiten," jelas Okie lagi.

Ia pun cenderung merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 7.125 per saham, BBNI dengan target harga Rp 6.500 per saham, BBRI dengan target harga Rp 5.080 per saham, BBCA dengan target harga Rp 34.450 per saham, BBTN dengan target harga Rp 2.010 per saham, AALI dengan target harga Rp 11.325 per saham, serta LSIP dengan target harga Rp 1.425 per saham.

Sementara itu, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menyarankan investor untuk berinvestasi secara rasional. Saran ini mempertimbangkan, pihak BPJSTK yang juga mengambil langkah rasional dengan melepas saham dengan fluktuasi tinggi dan overvalue.

Baca juga: Hanya Lakukan Penyesuaian, BP Jamsostek Pastikan Tak Tarik Keseluruhan Dana dari Bursa

"Saya rasa BPJSTK tidak akan melempas saham yang undervalue dan pergerakan harga stabil serta profitable. Karena, tujuan mereka adalah mengurangi risiko fluktuasi kerugian," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (31/3/2021).

Ia pun menyarankan investor untuk menunggu dan mencermati saham-saham yang akhirnya dilepas oleh BPJSTK serta besaran nilainya.

Kepastian ini, lanjut Ike, juga akan berdampak pada pergerakan IHSG nantinya. Jika BPJSTK mempertahankan saham-saham besar dan melepas saham-saham kecil, maka dampak negatif ke IHSG tidak terlalu signifikan.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com