Tahun lalu, Retno berhasil menjual kue kering sebanyak 1.900 lusin.
Tahun ini, seiring dengan pemulihan di berbagai sektor di Indonesia, ia menargetkan kenaikan penjualan 2.500-3.000 lusin.
Retno mengungkapkan, selama pandemi ia belajar banyak hal termasuk penguasaan teknologi, packing dan inovasi untuk tetap mempertahankan pembeli.
Baca juga: OJK Ubah Cara Pelaporan Rencana Bisnis Bank Umum, Ini Ketentuan Terbarunya
Ia menambahkan, dengan melakukan inovasi, produknya bisa tetap terjual, bahkan mengalami kenaikan penjualan.
“Pandemi mengajarkan kami banyak hal salah satunya adalah kami harus belajar mengikuti teknologi. Kami juga dipaksa belajar packing dengan baik agar kue kami tidak hancur. Alhamdulillah, dan akhirnya kami tidak ragu lagi untuk mengirim ke seluruh Indonesia,” jelas dia.
Pandemi Covid-19 juga sempat membuat penjualan kue kering miliknya menurun, terutama di luar hari besar.
Namun, dengan inovasi produk hampers dan parsel, produk Retno tetap laris terjual untuk kenutuhan hantaran nikah, hadiah ulang tahun, atau acara-acara keluarga.
“Bahkan kami bisa berjualan sepanjang hari semenjak dilakukan penjualan melalui online,” jelas dia.
Baca juga: 6 Ide Bisnis Ini Bisa Jadi Mesin Uang Pensiunan PNS
Sepanjang 9 tahun menjadi distributor kue kering, Retno juga tidak luput dari masa sulit yang menerjang bisnisnya.
Mulai dari sulitnya mengelola agen, hingga terseret masalah utang piutang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.