Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Mi Ongklok Khas Negeri di Atas Awan | Mencari Mi Terenak di Tiongkok | Kisah 20 Tahun Rutin Konsumsi Mi Instan

Kompas.com - 04/04/2021, 09:09 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Olahan dari mi merupakan makanan yang populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia.

Bahkah, saking mudahnya bahan mi ini didapat kita bisa mengolahnya dengan apapun. Atau, justru menjadi lauk utama ketika makan.

Oleh karena itu tidak heran jika muncul beragam olahan mi di beberapa daerah di Indonesia; dari yang kaya akan rempah hingga kuahnya yang kental.

Pun, jika sedang ke luar negeri, olahan mi jadi yang pertama dicari.

1. Mi Ongklok, Mi Kuah Terkental Khas Negeri di Atas Awan

Kompasianer Siti Shofia membahas olahan mi yang cukup populer khas dari Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Wonosobo yakni Mi Ongklok.

Penyebutan nama Mi Ongklok ini bukan berasal dari orang yang pertama kali menemukan resep tersebut, melainkan dari alat yang digunakan.

Ongklok adalah semacam keranjang berukuran kecil yang terbuat dari anyaman bambu.

Jika tidak sempat mencobanya langsung di daerah asalnya, kita juga bisa membuatnya sendiri di rumah.

Berikut proses pembuatan Mi Ongklok. (Baca selengkapnya)

2. Perjalanan Mencari Mi Terenak di Tiongkok

Pergi ke Tiongkok, menurut Kompasianer Alexander Fiandre adalah kesempatan emas untuk mencoba mi di tempat asalnya.

Sama seperti di Indonesia, mi di Tiongkok sangat beragam. Ada yang terbuat dari tepung gandum, tepung beras, bahkan ada mi yang seperti jelly.

"Makanan di daerah itu rasanya cukup hambar dan banyak menggunakan acar untuk membumbuinya, jadi kebanyakan rasa di sana adalah asin dan asam," tulis Kompasianer Alexander Fiandre, menceritakan makanan di sekitar kampusnya di kota Guilin, Tiongkok Selatan.

Guilin Mifen merupakan mi olahan khas daerah Guilin. Akan tetapi rasa kuahnya sangat lemah dan hambar.

Sudah begitu ditambah dengan acar kacang panjang yang sepertinya sudah terfermentasi sehingga rasanya asin, asam, dan sedikit bau. (Baca selengkapnya)

3. Kisah Rutin Konsumsi Mi Instan Selama 20 Tahun

Kompasianer Isky Fatimah menceritakan kalau sejak kecil sudah terbiasa makan mi instan.

Bahkan karena saking terbiasa makan mi, Kompasianer Isky Fatimah selalu meminta jatah makan mi kepada Ibunya. Jika tidak diberi, maka akan merengek seharian.

"Namun ada satu dampak nyata dari konsumsi mi instan yang saya rasakan, yaitu pengaruh mi instan terhadap bentuk badan saya. Badan saya jadi berlemak, perut saya jadi buncit, tulis Kompasianer Isky Fatimah.

Akan tetapi, jika sudah terlalu sering makan mi instan pasti sering muncul keinginan makan mi instan padahal sudah makan dan tidak sedang lapar. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam cerita maupun olahan mi lewat Topik Pilihan Kompasiana: Semua Suka Mi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com