Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Sentimen Membayangi IHSG Pekan Depan, Apa Saja?

Kompas.com - 04/04/2021, 13:05 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia sepekan ke depan diprediksi akan bergerak menguat.

Sebelumnya, IHSG ditutup mengat di akhir pekan lalu dengan kenaikan 0,43 persen di level 6.011,45.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, beberapa sentimen akan mempengaruhi pergerakan IHSG dalam sepekan, salah satunya yield obligasi 10 tahun AS yang naik tipis.

Baca juga: Sektor Keuangan Tertekan dalam Sepekan, IHSG Terkoreksi Hampir 3 Persen

Kenaikan tidak lepas dari data yang menunjukkan kenaikan lapangan kinerja perusahaan di AS periode Maret sebagai sinyal pemulihan ekonomi AS.

“Memang data indikator ekonomi kuat saat ini diperkirakan tidak akan mengubah arah kebijakan moneter tetapi cenderung mendorong Yield Obligasi AS jangka Panjang terus naik,” kata Hans, Minggu (4/4/2021).

Hans mengatakan, indeks S&P 500 melewati ambang 4.000 untuk pertama kalinya setelah Presiden AS Joe Biden memperkenalkan proposal infrastruktur pemerintah yang mencapai multi-triliun dollar.

Anggaran tersebut termasuk anggaran untuk jalan dan jembatan serta energi hijau dan peningkatan sistem air.

“Ini merupakan pengeluaran besar kedua dari pemerintah Biden setelah ditandatangainya UU bantuan dan stimulus senilai 1,9 triliun dollar AS pada 11 Maret,” kata Hans.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Ditutup Stagnan

Joe Biden menyerukan penggunaan kekuatan pemerintah untuk membentuk kembali ekonomi Amerika Serikat yang merupakan terbesar di dunia dan mengimbangi keperkasaannya terhadap China.

Pasar saham diliputi sentimen bullish yang dipicu oleh rencana pengeluaran anggaran belanja Presiden AS Joe Biden sebesar 2 triliun dollar AS.

Anggaran ini mencakup belanja 50 miliar dollar AS untuk pembuatan chip dan penelitian teknologi lainnya.

Harga saham emiten terkait semikonduktor naik di tengah harapan pemulihan pendapatan dan keuntungan.

Dukungan ini membuat perusahaan berpotensi meningkatkan output untuk mengatasi kekurangan chip global.

Baca juga: Emas Terpuruk, Platinum Jadi Logam Mulia dengan Kinerja Terbaik di Kuartal I-2021

Emiten terkait pembuat chips terdorong naik, menyusul laporan bahwa AS berencana untuk bertemu dengan perusahaan semikonduktor dan otomotif untuk membahas kekurangan mikroprosesor global.

Beberapa kalangan di Wall Street khawatir, pajak perusahaan yang lebih tinggi dapat menimbulkan ancaman bagi pemulihan pendapatan perusahaan dan harga saham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com