Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harganya Terus Melonjak, Kini Ethereum Tembus Rekor Rp 30 Juta

Kompas.com - 04/04/2021, 19:15 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mata uang kripto Ethereum mencatatkan rekor harga tertingginya sepanjang sejarah, yaitu 2.074 dollar AS atau sekitar Rp 30 juta.

Meski sudah di harga tertinggi, kenaikan ini masih diprediksi akan terus berlanjut pada beberapa bulan ke depan.

Pada awal tahun 2021 lalu, Ethereum hanya dijual sekitar Rp 10 juta saja.

Baca juga: Susul Bitcoin yang Harganya Terus Naik, Ethereum Cetak Rekor Harga Tertinggi Baru

Namun, jika dibandingkan pada awal April 2020 atau secara year to year, kenaikannya sekitar 15 kali lipat. 

Sebab, pada April tahun lalu, harga Ethereum hanya Rp 2 juta.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan ini diprediksi akan terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.

Pasalnya, Ethereum akan melakukan upgrade besar-besaran di pertengahan tahun mendatang.

"Ethereum bisa berpotensi terus naik sampai beberapa bulan kedepan. Karena ada upgrade besar di jaringan ethereum,” katanya menanggapi kenaikan harga Ethereum yang tembus Rp 30 juta,” kata Oscar Minggu (4/4/2021).

Baca juga: Terus Menguat, Aset Kripto Ethereum Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Menurut Oscar, Ethereum akan melakukan upgrade EIP-1559, di mana akan ada beberapa jumlah Ethereum yang akan dimusnahkan.

Hal ini untuk mengurangi pasokan maksimal Ethereum pada tahun-tahun mendatang.

“Ethereum terus berbenah mengatasi masalah pasokannya yang unlimited atau tidak terbatas. Ethereum akan melakukan upgrade dengan ‘burn’ sehingga nantinya akan banyak Ethereum yang dimusnahkan. Jika, pasokan Ethereum berkurang, maka kemungkinan besar harganya akan meningkat drastis,” jelas dia.

Oscar menjelaskan beberapa faktor kenaikan harga Ethereum, salah satunya adalah keputusan bank terbesar di dunia Visa yang memfasilitasi fitur berbasis blockchain dan crypto di dalam jaringan Ethereum.

Perusahaan raksasa pembayaran tersebut sedang mengerjakan program untuk menyelesaikan transaksi dalam stablecoin USD Coin (USDC) melalui jaringan Ethereum dan mitranya Crypto.com.

Baca juga: Setelah Bitcoin, Cryptocurrency Ethereum 2.0 Segera Hadir, Apa Keunggulannya?

“Ethereum juga merupakan penyedia jaringan untuk lahirnya crypto baru. Ethereum adalah jaringan blockchain yang paling populer. Visa yang membangun jaringan membuat harga Ethereum meningkat dan menembus rekor tertingginya Rp 30 juta,” tambah Oscar.

Kenaikan Ethereum ini juga terjadi karena maraknya pelelangan berbasis non-fungible token (NFT) yang merupakan pelelangan tercatat dengan skema blockchain.

NFT belakangan ramai diperbincangkan dan digandrungi oleh penggemar seni dan teknologi di seluruh dunia.

“NFT adalah sistem pelelangan karya seni dan penemuan teknologi dimana barang biasanya dijual atau ditukarkan dengan Ethereum. Ini juga menambah kenaikan harga Ethereum karena permintaannya yang meningkat,” ungkapnya.

Karena harganya kemungkinan besar masih meningkat, Oscar menilai masih belum terlambat membeli Ethereum yang merupakan kripto terpopuler nomor dua setelah Bitcoin.

Baca juga: Kini Beli Tesla Sudah Bisa Pakai Bitcoin

Dia bilang, masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan momen ini dan bisa menyimpan Ethereum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com