Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INOV Ajak UMKM "Sulap" Limbah Plastik Jadi Produk Rumah Tangga

Kompas.com - 04/04/2021, 19:41 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), bersama UMKM dan industri kreatif di Indonesia menciptakan bermacam produk dari hasil daur ulang sampah botol plastik.

Beberapa di antaranya adalah produk rumah tangga dan juga alat olah raga, seperti tas golf, cover stick golf, sepatu, sajadah, topi, tikar dan lain-lain.

PT Inocycle Technology Group merupakan emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF).

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Le Minerale Gandeng Industri Daur Ulang dan Asosiasi Pemulung

 

Re-PSF merupakan inti dari beragam bahan baku industri mulai dari otomotif, konstruksi, pertanian, infrastruktur, pakaian dan peralatan rumah tangga.

Melalui anak usaha yaitu PT Plasticpay Teknologi Daurulang (Plasticpay), semua produk-produk tersebut 100 persen terbuat dari bahan dasar sampah botol plastik, yang dapat ditemukan di marketplace seperti Tokopedia.

Direktur INOV dan juga CEO PT Plasticpay Teknologi Suhendra Setiadi mengatakan, melalui Plasticpay, diharapkan dapat menciptakan mata rantai, sebagai sebuah penghubung antara informal sektor untuk mendeliver 100 persen sampah botol plastik ke recycler.

Selanjutnya, dari recycler bersama UMKM dan industri kreatif di Indonesia menciptakan produk-produk yang bernilai tinggi.

“Kami akan terus mendukung dan mendorong UMKM di Indonesia untuk menciptakan Green Product, yang juga bertujuan untuk meningkatkan circular economy di Indonesia,” kata Suhendra dalam siaran pers, Minggu (4/4/2021).

Plasticpay merupakan jembatan penghubung antara masyarakat dan recycler untuk mentransformasikan sampah botol plastik yang merusak lingkungan menjadi sebuah bentuk produk yang berkualitas.

Baca juga: Sampoerna Daur Ulang Puntung Rokok Jadi Produk Industri Rumahan

Setiap sampah botol plastik yang dikumpulkan dari Mini Collection Point (MCP) Plasticpay, akan diolah oleh INOV menjadi bahan dasar mulai dari Flakes, Polyester Staple Fiber, dan Felt yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk berbagai jenis industri.

“Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang daur ulang sampah plastik, kami menyadari bahwa serapan sampah plastik yang didaur ulang di Indonesia masih sangat rendah, yaitu dibawah 10 persen, sedangkan produksi sampah di negara kita sangat tinggi,” jelas Suhendra.

Melalui Plasticpay, Suhendra mengajak semua masyarakat Indonesia, industri-industri kecil, serta UMKM, untuk menggunakan material dari sampah botol plastik sekreatif mungkin.

Sehingga bangsa Indonesia bukan hanya menjadi negara importir, tetapi juga menjadi creator.

INOV optimistis industri daur ulang akan membaik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan circular economy serta penggunaan produk-produk hasil daur ulang.

Baca juga: Daur Ulang Minyak Jelantah Jadi Biodiesel, Kelompok Masyarakat ini Raup Omzet Rp 2 Juta per Hari

Oleh karena itu, Plasticpay mengajak dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membuang sampah botol plastik pada MCP dan Reverse Vending Machine Plasticpay.

Selain bisa mengurangi sampah botol plastik, masyarakat juga bisa mendapatkan keuntungan dengan penukaran sampah botol plastik menjadi poin yang dapat diuangkan.

“Kami percaya dengan semakin meningkatnya antusiasme masyarakat menggunakan produk dari hasil daur ulang, industri daur ulang akan meningkat, dan akan meningkatkan recycle rate Indonesia dimasa mendatang,” tutup Suhendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com