Musa menambahkan, pada dasarnya para pengrajin kebaya sangat piawai dalam membuat produk mentah menjadi barang jadi.
Namun, mereka tidak memiliki landasan teori dalam desain produk. Apalagi, wanita berkebaya tentunya menginginkan sesuatu yang baru, seperti motif, warna dan modelnya.
“Kalau kita jualan produk, intinya kita jual produk baru, gaya baru, motif baru. Itulah yang kurang diedukasi kepada para UMKM kita. Saya mengimbau agar pemerintah mulai serius menggarap arti kata kreatiftas dalam industri UMKM, itu kunci utamanya,” tegas Musa.
Baca juga: Iseng-iseng Bisnis Camilan, Idenya dari Tugas Sekolah Anak
Asdep Kemitraan dan Perluasan Pasar KemenkopUKM Fixy mengatakan, untuk mencapai tujuan Gerakan Berkebaya Nasional, tentunya tidak bisa dilakukan oleh satu dua pihak saja.
Namun, harus ada dukungan dari berbagai pihak, bukan hanya dari kementerian dan lembaga saja, tapi juga pemerintah daerah.
“Gerakan berkebaya nasional, adalah bagaimana agar kebaya bisa diterima dan bisa dipakai di kalangan luas harus di dukung oleh berbagai pihak, bukan hanay Kementerian dan lebaga saja, tapi juga daerah. Misal untuk acara di keraton,” jelas dia.
Fixy menjelaskan, saat ini KemenkopUKM juga memberikan kemudahan dalam akses pembiayaan yang bisa digunakan untuk pengrajin kebaya UKM untuk meningkatkan produksi.
Di sisi lain, guna meningkatkan daya saing, KemenkopUKM terus berupaya mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pelaku usaha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.