Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Kebaya Masih Berpeluang Tumbuh Subur di Tanah Air, Begini Caranya

Kompas.com - 05/04/2021, 14:31 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Musa menambahkan, pada dasarnya para pengrajin kebaya sangat piawai dalam membuat produk mentah menjadi barang jadi.

Namun, mereka tidak memiliki landasan teori dalam desain produk. Apalagi, wanita berkebaya tentunya menginginkan sesuatu yang baru, seperti motif, warna dan modelnya.

“Kalau kita jualan produk, intinya kita jual produk baru, gaya baru, motif baru. Itulah yang kurang diedukasi kepada para UMKM kita. Saya mengimbau agar pemerintah mulai serius menggarap arti kata kreatiftas dalam industri UMKM, itu kunci utamanya,” tegas Musa.

Baca juga: Iseng-iseng Bisnis Camilan, Idenya dari Tugas Sekolah Anak

Asdep Kemitraan dan Perluasan Pasar KemenkopUKM Fixy mengatakan, untuk mencapai tujuan Gerakan Berkebaya Nasional, tentunya tidak bisa dilakukan oleh satu dua pihak saja.

Namun, harus ada dukungan dari berbagai pihak, bukan hanya dari kementerian dan lembaga saja, tapi juga pemerintah daerah.

“Gerakan berkebaya nasional, adalah bagaimana agar kebaya bisa diterima dan bisa dipakai di kalangan luas harus di dukung oleh berbagai pihak, bukan hanay Kementerian dan lebaga saja, tapi juga daerah. Misal untuk acara di keraton,” jelas dia.

Fixy menjelaskan, saat ini KemenkopUKM juga memberikan kemudahan dalam akses pembiayaan yang bisa digunakan untuk pengrajin kebaya UKM untuk meningkatkan produksi.

Di sisi lain, guna meningkatkan daya saing, KemenkopUKM terus berupaya mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pelaku usaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com