Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdiri Sebelum RI Merdeka, Ini PO Bus Tertua di Sumatera Barat

Kompas.com - 06/04/2021, 10:04 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Naikilah Perusahaan Minang (NPM) menjadi salah satu Perusahaan Otobus (PO) yang sukses bertahan sejak era Indonesia belum merdeka hingga saat ini.

NPM inilah yang berstatus sebagai PO bus tertua di Sumatera Barat (Sumbar). Betapa tidak, PT NPM sudah berjalan sebelum kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya sekitar tahun 1937.

Ini berarti PO bus tersebut sudah sekitar 80 tahun melayani masyarakat. Surat ketetapan perusahaan pun diterbitkan pada tahun 1948, dan masih dengan menggunakan bahasa Belanda.

Alhasil, NPM bisa jadi merupakan satu-satunya perusahaan angkutan yang tertua di Sumatera Barat, bahkan di Indonesia

Baca juga: Libur Panjang Paskah, Jumlah Penumpang Bus AKAP Meningkat

Kini, NPM dipimpin oleh pria bernama Angga Vircansa Chairul yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT NPM mulai tahun 2009. Kepemimpinan Angga merupakan generasi ketiga sejak perusahaan ini berdiri.

Saat ini PO NPM melayani AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi), AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) dan Pariwisata. Saat ini rute perjalanan yang dilayani adalah Sumatera Barat menuju beberapa kota di Sumatera dan Jawa.

“Sebagai PO bus tertua, kami telah menjalani masa pasang surut, mulai dari krisis moneter di tahun 1998 hingga awal tahun 2000-an yang turut memukul bisnis transportasi,” kata Angga dikutip dari keterangan resmi PerpalZ TV, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Konsumsi BBM di Tol Trans Jawa Melonjak 250 Persen, Ada Apa?

“Selanjutnya maraknya transportasi udara dan kini adanya pandemi Covid-19. Kami ditantang untuk terus berinovasi untuk bisa bertahan dan bertumbuh di industri transportasi darat,” sambung Angga.

Sebagai informasi, PerpalZ TV merupakan sebuah channel YouTube yang membahas khusus dunia otomotif dan transportasi darat di Indonesia. Channel ini mengulik sejarah, teknologi, regulasi dan perkembangan dunia transportasi darat otobus Indonesia.

Sementara itu, Angga melanjutkan ceritanya, PO NPM meraih masa kejayaannya pada tahun 90-an dengan rute Padang – Bukittinggi. Pada era itu NPM dapat memberangkatkan 40 bus setiap hari dengan 7 jadwal keberangkatan.

Baca juga: Saran Menhub ke PO Bus agar Cepat Pulih dari Dampak Pandemi Covid-19

Namun masa kejayaan PO NPM pun dirasakan kandas ketika krisis moneter melanda Indonesia yang juga berimbas pada bisnis transportasi di tahun 1998 hingga awal tahun 2000-an.

PO NPM pernah memiliki jumlah unit hingga 101 unit pada tahun 90-an dan karena imbas krisis moneter tersebut unit tersisa menjadi 40-an unit saja karena banyak yang dijual demi menutup biaya operasional.

Selain krisis moneter, hal lain yang memengaruhi surutnya bisnis transportasi darat adalah dengan adanya transportasi udara yang memiliki banyak rute di beberapa kota, jumlah maskapai yang semakin banyak dan tentunya harga yang mulai terjangkau.

“Masyarakat lebih banyak beralih ke moda transportasi udara sehingga menyebabkan bisnis moda transportasi darat menurun jumlah peminatnya. Bahkan dalam setahun terakhir ini, terpaan dari pandemi Covid-19 juga turut menjadi tantangan terbesar PO bus,“ ujar Angga.

Pada awal Angga memegang perusahaan NPM, jumlah unit yang beroperasi tersisa hanya 27 unit dan sampai saat ini sudah mulai berkembang kembali sehingga jumlah unit yang beroperasi ada sekitar 57 unit, melayani Padang – Jakarta, Padang – Medan, Padang – Jambi dan Pariwisata.

Baca juga: Menhub Tegaskan Larangan Mudik Lebaran Tahun Ini Sudah Final

Adapun NPM sendiri merupakan sebuah akronim yaitu “Naikilah Perusahaan Minang”. Zaman itu, memang sedang tren nama perusahaan dengan akronim.

PO NPM yang didirikan oleh Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang ini berbasis di kota Padang Panjang, Sumatra Barat. PT NPM memiliki motto “Aman, Tepat, Terpercaya” yang juga bersaing dengan PO ALS, PO ANS dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com