Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Berada di Titik Agresif

Kompas.com - 06/04/2021, 12:16 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, nilai Purchasing Managers Indeks (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2021 kemarin menjadi nilai yang paling tinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Dia menyebutkan PMI Manufaktur Indonesia pada Maret 2021 berada di angka 53,2 poin.

"Angka ini telah meningkat sebesar 2,3 poin dari bulan Februari 2021 kemarin dan peningkatan PMI di Maret menjadi titik tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. PMI manufaktur kita berada di titik agresif yaitu titik ekspansif," ujarnya dalam Hannover Messe 2021 Agro-based Industry yang disiarkan secara virtual, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Lowongan Kerja BTN April 2021, Cek Syaratnya

Tak hanya itu, Agus menyebutkan dari sisi nilai penanaman modal, berdasarkan data dari BKPM, sektor industri berhasil merealisasikan penananaman modal sepanjang Januari-Desember 2020 sebesar Rp 272,9 triliun, atau menyumbang 33 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp 826,3 triliun.

Realisasi investasi ini pun, kata Agus, telah berhasil tumbuh sebesar 26 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 216 triliun.

Agus menilai peningkatan yang terjadi pada penanaman modal dan PMI menunjukkan adanya pemulihan ekonomi Indonesia yang semakin cepat dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2021.

Pemerintah menargetkan Indonesia bisa masuk dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030.

Salah satu cara untuk menggenjot pertumbhan ekonomi yakni dengan menerapkan peta jalan making Indonesia 4.0 atau revolusi industri 4.0.

Baca juga: Menkes Pastikan Vaksinasi Kembali Masif di Bulan Mei Usai India Embargo Vaksin

Menurut Agus, revolusi 4.0 ini merupakan salah satu transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan internet dengan produksi di sektor industri.

"Di mana semua proses industri bisa berjalan dengan internet sebagai penopang utamanya," ucapnya.

Penerapan industri 4.0 juga diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan inovasi, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan ekspor dalam negeri yang pada intinya bisa meningatkan daya saing produk sendiri.

Baca juga: 2 Hari Lagi Hangus, Peserta Kartu Prakerja Gelombang ke-13 Segera Ambil Pelatihan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com