Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tahun Jualan Kurma Impor, Pria Ini Catatkan Omzet Miliaran Rupiah Per Tahun

Kompas.com - 06/04/2021, 14:04 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal dengan kurma?

Makanan berbentuk buah yang khas dari Timur Tengah dengan tekstur lembut dan manis menjadi santapan wajib bagi umat muslim di bulan suci Ramadhan.

Suryadi (35) memulai bisnis jualan kurma impor sejak 7-8 tahun lalu.

Baca juga: Bisnis Kebaya Masih Berpeluang Tumbuh Subur di Tanah Air, Begini Caranya

 

Ia mengatakan, menjelang bulan puasa tahun 2021, tren permintaan akan buah kurma di tanah air mulai menunjukkan peningkatan.

Mengingat jumlah umat muslim di tanah air mendominasi dari keseluruhan masyarakat Indonesia.

Pada umumnya, kurma dijadikan sajian di bulan Ramadhan, baik untuk takjil, sahur, maupun camilan.

“Ya di tahun 2021 jumalah permintaan buah kurma meningkat. Berbeda dengan tahun lalu dimana jumlah permintaan kurma cenderung stabil,” kata Suryadi kepada Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Suryadi mengatakan, menjalani usaha tentunya bukan hal yang mudah, jatuh bangun dalam dunia bisnis adalah hal yang lumrah. Namun demikian, dalam melakukan usaha tentunya tidak pantang menyerah.

Ia pernah sekali mengalami kejadian buruk tatkala produk yang dikirim dari Arab tidak sesuai dengan ekspekatasinya.

Baca juga: Kisah Miliarder Mark Cuban, Disebut Gila Saat Merintis Bisnis Streaming

Walau demikian, kejadian ini tentunya menjadi pelajaran agar ke depannya bisa lebih teliti dalam menjalankan bisnis.

“Sukanya, alhamdulillah selalu untung belum pernah rugi. Kurma dan produk impor juga bisa dikonsumsi sediri, sehingga bisa makan makanan sehat setiap hari. Dukanya ya kalau barang yang dikirim dari Arab enggak sesuai kualitasnya,” ujar Suryadi.

Adapun negara pengimpor produk kurma berasal dari Timur Tengah, meliputi Arab Saudi, Libya, UEA, Mesir, Tunisia, Yordania, hingga negara Asia Selatan, seperti India dan Pakistan.

Total impor dalam satu tahun lebih kurang 25 hingga 100 ton.

Meskipun kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2020 memukul banyak usaha, tetapi usaha impor kurma masih mencatatkan omzet yang bertumbuh dibanding tahun 2019.

Baca juga: Menilik Peluang Bisnis Kue di Bulan Ramadhan dan Lebaran

Tahun 2020, omzet yang diperoley Suryadi mencapai Rp 5 miliar, naik dibanding tahun sebelumnya Rp 3 miliar.

“Di tahun 2019 kita impor kurang lebih 50 ton kurma (2 kontiner 40 feet), di tahun 2020 kita impor 100 ton (4 kontiner 40 feet),dan di tahun 2021 yang masih berjalan ini kita belum ada akumulasi (8 kontiner 40 feet). Tahun ini kita targetkan omzet naik 50 persen,” jelas Suryadi.

Dengan omzet yang terus meningkat, Suryadi bersama rekannya tahun lalu mengembangkan usaha menajdi sebuah korporasi bernama PT Samai Berkah Bersama, di mana Suryadi menjabat sebagai Presiden Direktur.

Dengan menjadikan usahanya sebagai korporasi, Suryadi berharap bisa meningkatakan dan mengembangkan kapasitas impor dan distribusi, khususnya produk kurma.

Pengalamannya menjadi importir di Timur Tengah dengan relasi para mitra bisnis yang bergerak di dunia perdagangan dan pemasok komoditas makanan Timur Tengah di Indonesia, menjadikan Suryadi mantap untuk menekuni bisnsi impor kurma hingga saat ini.

Baca juga: Teten Masduki: Koperasi Bisa Jadi Model Bisnis Berbasis UMKM

“Usaha sudah 7 hingga 8 tahunan, tapi berupa korporasi sejak tahun 2020, sekitar 7 bulan. Pendirian PT ini dilakukan untuk meningkatkan nilai dalam industri,” ungkapnya.

Berlokasi di Pinang Raya Jakarta Timur, PT Samai Berkah Bersama mendistribusikan produk oleh-oleh dan jajanan Haji, Herbal, serta komoditas makanan dan buah-buahan.

Adapun produk yang diimpor dan distribusikan antara lain kurma, madu, beras basmati, minyak zaitun, air zamzam, habbatussauda, dan masih banyak lagi.

Suryadi mengatakan, perusahaan yang ia dirikan memiliki mitra dagang berupa agen dan reseller yang tersebar di seluruh pulau besar di Indonesia, meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan beberapa kota di Indonesia Timur.

“Kami pun mengembangkan Brand Product dengan merk Samai Food sebagai wujud komitmen demi meningkatkan nilai dan mutu perusahaan yang berkelanjutan bagi stakeholder, mitra, maupun konsumen,” jelas dia.

Baca juga: Iseng-iseng Bisnis Camilan, Idenya dari Tugas Sekolah Anak

Adapun produk kurma yang menjadi unggulan dan paling banyak diminati konsumen di Indonesia adalah jenis kurma Ajwa dan kurma Sukari dengan kisaran harga mulai dari Rp 20.000 sampai dengan Rp 300.000.

Saat ini, kanal distribusi untuk pemasaran kurma dan produk oleh-oleh khas Timur Tengah, melalui konvensional, dan online yang mencakup sosial media dan e-commerce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com