Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Berinvestasi Saham, Ketahui Faktor Yang Bisa Menggerakkan Indeks

Kompas.com - 06/04/2021, 18:41 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Trend masuk ke dunia saham belakangan ini sedang hits. Namun, masih banyak investor pemula yang masih belum teredukasi maksimal, sehingga potensi kerugian saat bermain saham masih terbuka lebar.

Sebelum mulai nyemplung ke pasar saham, ada baiknya Anda memahami bagaimana indeks bisa mengalami kenaikan dan penurunan.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, ada banyak hal yang bisa mendorong pergerakan pasar saham, salah satunya adalah sentimen.

“Kalau untuk pergerakan market sangat dipengaruhi oleh demand dan supply. Demand dan supply dipengaruhi oleh sentimen,” jelas Nafan kepada Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Simak Tips Investasi Saham untuk Investor Pemula

Nafan mengatakan, media masa sebagai garda terdepan dalam penyebaran informasi sangat mempengaruhi sentimen bagai pasar modal.

Jika sentimen yang diberitakan oleh media masa positif, ada potensi pasar akan mengapresiasi yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Kalau sentimen positif dari media saya pikir reaksinya akan mengikuti sentimen tersebut, dan akan terjadi kenaikan demand yang akan menggerakkan pasar sehingga market terapresiasi. Jika sentimen yang diberitakan negatif, pasar akan cenderung wait and see,” jelas Nafan.

Nafan bilang, ketika pasar atau indeks bergerak negatif bisa saja yang sedang terjadi adalah aksi profit taking atau ambil untung investor. Dalam posisi ini, investor cenderung melakukan akumulasi beli bertahap sembari menunggu sentimen positif yang mendorong market bullish.

Baca juga: Amankah Investasi Emas Digital?

“Ini bisa mempengaruhi pergerakan market tersebut. Memang kembali lagi, naik turun saham cenderung dipengaruhi oleh sentimen, karena bergeraknya setiap detik,” tegas dia.

Berbeda dengan perdagangan forex yang harganya bisa naik tinggi dengan cepat dan sebaliknya. Sementara, pola harga saham cenderung lebih stabil dan dapat dilacak dari waktu ke waktu.

“Meskipun tidak dinamis dibanding forex yang spared-nya (selisih antara harga jual (bid) dan nilai beli (ask) tipis, kalau saham, tergantung fraksi harga di tanah air,” jelas dia.

Menurut Nafan, beberapa sentimen yang umum mempengaruhi penurunan apresiasi market juga termasuk pada aksi korporasi, laporan kinerja, kasus, kenaikan atau penurunan harga komoditas, dan intervensi pemerintah.

“Misalkan saja harga komoditas seperti minyak yang dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi di Timur Tengah, seperti memanasnya hubungan antara Israel dan Lebanon,” katanya.

Tak hanya minyak mentah, harga komoditas seperti nikel sebagai bahan baku utama pembuat baterai juga mempengaruhi pasar.

Namun demikian, tidak semua emiten bisa terpengaruh harganya dengan pergerakan harga komoditas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com