Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indika Energy Catatkan Rugi Rp 1,7 Triliun di 2020

Kompas.com - 06/04/2021, 18:53 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja keuangan PT Indika Energy Tbk (INDY) tertekan sepanjang 2020.

Emiten pertambangan batu bara ini membukukan rugi sebesar 117,5 juta dollar AS atau setara Rp 1,7 triliun.

Angka kerugian itu membengkak dibandingkan rugi bersih pada tahun sebelumnya yang sebesar 18,2 juta dollar AS atau setara Rp 264 miliar.

Baca juga: Indika Energy Gandeng Perusahaan India Kembangkan PLTS

Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan, sepanjang tahun lalu perseroan menempatkan kesehatan dan keselamatan karyawan sebagai prioritas di tengah pandemi Covid-19, guna memastikan kelancaran operasional usaha, serta mengoptimalkan diversifikasi bisnis ke sektor non-batu bara.

"Situasi yang menantang ini memicu kami untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha demi keberlanjutan perseroan, serta memperkuat komitmen terhadap environmental, social, and governance (ESG)," ujar Azis dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021),

Kerugian perseroan yang membesar tersebut seiring pula dengan turunnya pendapatan sebesar 25,4 persen, yakni dari 2,78 miliar dollar AS di 2019 menjadi 2,07 miliar dollar AS di 2020.

Penurunan pendapatan perseroan utamanya disebabkan pendapatan Kideco Jaya Agung (Kideco) yang turun sebesar 20,6 persen.

Hal ini diakibatkan harga jual batu bara rata-rata yang turun 16,1 persen dari 45,1 dollar AS per ton menjadi 37,8 dollar AS per ton di 2020.

Baca juga: Sebelum Berinvestasi Saham, Ketahui Faktor Yang Bisa Menggerakkan Indeks

Tahun lalu, volume penjualan juga berkurang 5,4 persen dari 34,9 juta ton menjadi 33,0 juta ton.

Anak-anak perusahaan lainnya, seperti Petrosea turut mencatatkan penurunan pendapatan 28,5 persen menjadi 340,7 juta dollar AS di 2020 dari 476,4 juta dollar AS pada 2019.

Ini disebabkan berkurangnya pendapatan dari kontrak pertambangan, engineering and construction, serta logistic and support services.

Lalu pendapatan Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) juga turun 29,5 persen dari 77,8 juta dollar AS menjadi 54,9 juta dollar AS di 2020.

Ini karena menurunnya harga jual serta volume barging dan transhipment.

Baca juga: Menaker Ajak Serikat Buruh Perkuat Dialog Ketenagakerjaan

Sementara itu, pada Tripatra mencatatkan penurunan pendapatan 35,2 persen dari 462,3 juta dollar AS menjadi 299,4 juta dollar AS.

Kondisi ini karena berkurangnya pendapatan dari proyek BP Tangguh dan proyek Emily, serta sudah terlaksananya proyek Vopak di 2019.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com