Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia dan Eropa Dominasi Tujuan Ekspor Timah

Kompas.com - 07/04/2021, 09:14 WIB
Heru Dahnur ,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pasar Asia dan Eropa masih mendominasi tujuan ekspor komoditas timah asal Indonesia.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Muhammad Zulkarnaen mengatakan, Asia menempati posisi teratas sebesar 68 persen, disusul Eropa 17 persen dan Amerika 14 persen.

“Untuk konsumsi domestik hanya berkontribusi 2 persen,” kata Zulkarnaen dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).

Dia menuturkan, pandemi Covid-19 telah memicu berkurangnya persediaan logam timah di London Metal Exchange (LME). Namun di sisi lain, hal itu mendorong kenaikan harga yang cukup signifikan.

Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru BUMN Virama Karya untuk Lulusan S1

Tercatat produksi timah dunia selama 2020 sebesar 327.200 ton atau turun 7,70 persen dari tahun sebelumnya 354.500 ton. Dalam tahun yang sama tingkat konsumsi timah dunia turun 4,62 persen menjadi sebesar 342.600 ton dibandingkan 2019 yang menyentuh 359.200 ton.

“Defisit timah dunia pada masa pandemi terus melebar dari sebesar 4.700 ton pada 2019 menjadi sebesar 15.400 ton pada 2020,” ujar Zulkarnaen.

Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Timah di Hotel Ritz Carlton Jakarta menyepakati tidak ada pembagian dividen untuk tahun buku 2020.

Rapat dengan protokol Covid-19 tersebut, juga memberi persetujuan terhadap Laporan Tahunan 2020, dan perubahan Nomenklatur Pengurus Perseroan.

TINS disepakati absen untuk tebar dividen tahun buku 2020. Kondisi Global 2020 masih menjadi tahun yang cukup berat bagi hampir semua entitas bisnis di Tanah Air, tak terkecuali TINS,” ungkap Zulkarnaen.

Baca juga: THR 2021 Dinilai Harus Dibayar Penuh, Ini Alasannya

Dalam Laporan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember, anak usaha MIND ID yang berkantor pusat di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung ini berhasil mencatatkan penjualan sebesar 55.782 ton atau 16,28 persen dari total konsumsi timah dunia.

Sedangkan untuk kinerja keuangan, TINS  membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 15,22 triliun, lebih rendah 21,33 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp19,34 triliun. Berbanding lurus dengan beban pokok pendapatan yang turun sebesar 22,54 persen menjadi Rp 14,10 triliun dari tahun sebelumnya Rp 18,20 triliun.

Baca juga: Simak Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2021 di sscasn.bkn.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com