Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak UMKM Belum Terima Bantuan, Sri Mulyani Akui Eksekusinya Tersendat

Kompas.com - 08/04/2021, 15:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, eksekusi program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional belum maksimal.

Kemampuan eksekusi yang terbatas membuat program bantuan sosial (bansos) maupun bantuan kepada UMKM terhambat.

Padahal perekonomian Indonesia khususnya di daerah pariwisata seperti Bali, bergantung pada cepatnya pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi 2020 Terburuk dalam 150 Tahun Terakhir

"Program yang diluncurkan pemerintah, dari sisi kemampuan eksekusinya belum sepenuhnya bisa dirasakan (oleh yang berhak)," kata Sri Mulyani dalam Webinar Bali Economic and Investment Forum 2021, Kamis (8/4/2021).

Wanita yang akrab disapa Ani ini lalu merinci realisasi beberapa jenis bantuan yang telah diterima pelaku usaha di Bali.

Sayangnya, rasio antara kebutuhan dengan penerimaan masih timpang.

Bantuan relaksasi/penundaan pembayaran pinjaman berupa cicilan dan bunga bagi Usaha Mikro Kecil (UMK), baru diterima oleh 17,89 persen penerima dari 59,09 persen UMK yang membutuhkan.

Begitu pula bantuan untuk Usaha Menengah Besar (UMB) baru mencapai 20,56 persen dari potensi penerima 53,48 persen.

Baca juga: Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kontribusi Ekonomi Syariah

"Langkah yang dilakukan pemerintah untuk melakukan relaksasi pembayaran cicilan dan bunga, tentu bekerjasama dengan OJK. (Tapi) baru 20,86 persen (UMB) yang mendapatkan atau yang telah menerima," tutur Ani.

Kemudian, bantuan modal usaha UMK baru mencapai 10,73 persen dari 82,96 persen.

Tak jauh berbeda, bantuan modal usaha UMB baru mencapai angka single digit, yakni 7,49 persen dari 54,01 persen.

Selanjutnya bantuan penundaan pembayaran pajak untuk UMK dan UMB masing-masing baru diterima 11,58 persen dan 22,46 persen.

Padahal potensi kebutuhan masing-masing mencapai 54,34 persen dan 63,10 persen.

Baca juga: Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kontribusi Ekonomi Syariah

Dari sisi kemudahan administrasi pengajuan pinjaman baru diterima oleh 10,73 persen (UMK) dan 6,42 persen (UMB). Lalu keringanan tagihan listrik 450 VA untuk 74,11 persen (UMK) dan 74,33 persen (UMB), hanya diterima oleh 12,95 persen (UMK) dan 9,09 persen UMB.

"Padahal ini tagihan listrik sangat targeted karena ada alamat, nama, dan tentu saja penggunaan listriknya," ungkap Ani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com