Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waskita Karya Rugi Rp 7,38 Triliun, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 10/04/2021, 07:51 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah dalam kondisi berdarah-darah. BUMN karya ini mencatatkan rugi mencapai Rp 7,38 triliun.

Dalam laporan keuangan perusahaan tahun 2020, angka rugi tersebut merupakan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Selain rugi cukup besar, perusahaan negara di bidang konstruksi ini juga terlilit utang menggunung plus beban bunga yang sangat tinggi. Masih dalam laporan keuangan 2020, total utang perusahaan tembus Rp 89,011 triliun.

Dalam laporan yang dirilis perusahaan, kerugian pada tahun 2020 lalu disebabkan adanya peningkatan beban pinjaman dari investasi jalan tol.

Penyebab lainnya antara lain penurunan produktivitas proyek, serta beban operasional yang cukup besar akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, proses divestasi yang telah direncanakan oleh Waskita pun tertunda pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19. Dari 5 ruas yang ditargetkan untuk dapat dilepas, hanya divestasi 1 ruasyang dapat terealisasi.

Di sisi lain, Waskita Karya membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 16,2 Triliun pada tahun 2020, atau terkoreksi 48 persen dibandingkan dengan Rp 31,4 Triliun pada 2019.

Baca juga: Deretan 7 Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

President Director Waskita, Destiawan Soewardjono mengatakan bahwa produktivitas Waskita pada tahun 2020, yang diukur dengan rasio order book burn rate to sales, hanya mencapai 24,6 persen.

Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2019 dimana rasio burn rate dapat mencapai 35 persen.

“Penurunan produktifitas secara langsung berdampak pada seluruh kinerja keuangan perusahaan,” kata Destiawan.

Waskita Karya juga mencatatkan beban operasi sebesar Rp 19,87 triliun atau 123 persen dari capaian pendapatan usaha pada periode 2020.

Baca juga: Daftar 7 BUMN Terbesar di Indonesia dari Sisi Aset, Siapa Juaranya?

Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan beban bahan baku dan beban overhead akibat pandemi, serta adanya beberapa klasifikasi ulang dalam pos laba rugi.

Selama pandemi Covid-19, Waskita Karya pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk implementasi protokol kesehatan di lingkungan kerja perusahaan.

Meski secara konsolidasi mencatatkan rugi bersih, namun segmen bisnis jasa konstruksi Waskita Karya masih profitable biarpun diterpa pandemi.

Segmen bisnis jasa konstruksi tercatat menyumbang 90 persen dari total pendapatan Waskita di 2020.

Baca juga: Tagihan Utang ke Vendor Berujung Gugatan Pailit Waskita Beton

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com