Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Strategi Para Pengusaha Makanan di Tengah Mahalnya Harga Cabai

Kompas.com - 10/04/2021, 08:50 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini harga cabai belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan.

Saat Kompas.com mencoba mensurvei harga di pasar Slipi, Jakarta Barat, pada Kamis (8/4/2021) yang lalu, harga cabai rawit masih berada di harga Rp 120.000 per kilogram.

Tentu hal ini membuat para pengusaha makanan harus memutar otak agar para konsumen yang senang rasa pedas, tidak merasa kecewa.

Seorang pebisnis kuliner Purnama Sari Tampubolon mengakui, dia harus menambahkan saos sebagai tambahan rasa pedas untuk usaha makanan cateringnya.

Baca juga: Daftar Gofood untuk Usaha Kuliner, Ini Syarat dan Langkahnya

"Yang biasanya aku semuanya benar-benar pure pakai cabe rawit, sekarang aku tambahkan saos. Yang biasanya aku pakai cabe seperempat kilogram misalnya, itu aku kurangi dan aku tambahkan saos," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/4/2021).

Sementara dari harga per menunya, diakui Purnama, dia tidak mengubahnya sama sekali.

Begitupun dengan omzetnya, walaupun harga cabai masih tinggi, omzetnya tidak berpengaruh sama sekali.

Sementara itu owner dari sambal Sasi mengatakan, mahalnya harga cabai tidak berpengaruh pada penjualannya, sebab dirinya tidak menaikan harga untuk menu.

Hingga saat ini pun Stephani tidak bisa banyak berbuat. Sebab menurut dia, tidak melakukan pemecatan ke karyawannya saja sudah lebih dari cukup.

"Yah mau gimana yah, enggak bisa ngapa-ngapain juga. Kita juga enggak bisa naikkin harga produk karena bakal terlalu mahal untuk konsumen. Enggak melakukan pemecatan saja pun saya sudah bersyukur," kata dia.

Begitupun dengan yang dilakukan oleh Yonathan Sebastian pemilik usaha Ayam Keprabon. Dia mengaku dari sisi penjualan atau omzet, tidak berpengaruh sama sekali.

Baca juga: Ini 3 Masalah yang Kerap Dihadapi Pebisnis Kuliner

Untuk menyiasati tingginya harga cabai, Ayam Keprabon tetap konsisten dalam menerapkan prosedur SOP sehingga kualitas dan rasa selalu terjaga.

"Strategi yang kami terapkan adalah menahan harga alias tetap mengikuti harga yang berlaku sehingga harga tetap stabil bagi customer dan customer tetap mendapatkan produk dengan rasa terbaik sesuai standar dari Ayam Keprabon," jelas dia.

Sementara itu owner dari Mangut Juara Verda Nano Setiawan mengatakan, walaupun dirinya mengurangi porsi belanja, hal itu mengurangi kuantitas atau jumlah cabai di setiap porsinya.

"Karena saya biasanya kan belanja cabai itu selalu 1 kilogram itu sekalian untuk kebutuhan usaha di Mangut Juara, juga untuk kebutuhan rumah tangga. Tapi karena harganya mahal banget saya beli seperempat kilo, nah untuk kebutuhan rumah tangga saya yang saya kurangi, sementara untuk porsi cabe di Mangut, enggak saya kurangi sama sekali," katanya.

Baca juga: Bisnis Kuliner Ini Diprediksi Bakal Jadi Tren pada 2021

Namun di sisi harga produk atau menu, Mangut Juara harus menaikan harga produknya. Seperti, untuk menu Mangut Lele dari harga Rp 45.000 menjadi Rp 50.000 per porsi.

"Enggak masalah sih mau naikin harga, tapi jangan sampai rugi. Karena capek banget masak mangut lele itu kalau sampai rugi jadinya 'senggol bacok banget'. Jadi kita naikin harganya saja, tapi tetap ngasih service yang terbaik," jelas Verda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com