Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KABAR KADIN

Kadin Dorong Peran Asosiasi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19

Kompas.com - 10/04/2021, 18:13 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sheila Respati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Jokowi mencanangkan 2021 sebagai tahun kebangkitan ekonomi Indonesia. Vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah turut membangkitkan optimisme kebangkitan ekonomi Indonesia oleh berbagai pihak termasuk pihak swasta.

Terkait hal tersebut, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menggelar dialog bertajuk “Industry Talks: Peran asosiasi dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca Covid-19” di Hotel Fairmont, Jumat (9/4/2021).

Dialog tersebut menjadi sarana bagi Kadin untuk mendengarkan berbagai aspirasi dan tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha dari berbagai sektor industri. Khususnya, para pengusaha yang terdampak pandemi Covid-19.

Dalam dialog tersebut Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid mengatakan, pandemi Covid-19 ini telah mengubah wajah industri nasional.

Berbagai industri dalam negeri turut mengalami kontraksi akibat menurunnya permintaan dan pasokan, seperti perdagangan, transportasi, akomodasi, properti, konstruksi, manufaktur, sampai usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Hal tersebut juga memberi dampak pada 30 juta pekerja di Indonesia.

“Sektor-sektor tersebut perlu mendapat perhatian dan stimulus dari pemerintah agar kembali pulih,” ujar Arsjad saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Baca juga: Dewan Pertimbangan Kadin Jakarta: Tak Elok jika Pengusaha Dipaksa Bayar THR Masih Kondisi Pandemi

Namun di sisi lain, lanjut Arsjad, terdapat pula sektor industri yang mengalami pertumbuhan selama pandemi, seperti sektor kesehatan, pertanian, informasi, dan telekomunikasi.

Sektor-sektor tersebut perlu dijaga karena bersifat esensial dan strategis terhadap perekonomian nasional. Pertumbuhan di sektor pertanian, misalnya, didorong peningkatan produksi terutama tanaman pangan dan sayuran.

Tak hanya itu, saat ini pemerintah pun tengah berupaya mendorong kembali pertumbuhan industri manufaktur. Sebab, sektor industri tersebut dapat menciptakan lapangan kerja yang luas.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, kata Arsjad, adalah mendorong manufaktur dengan meningkatkan permintaan masyarakat melalui subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

"Dampak setiap industri berbeda-beda sehingga membutuhkan penanganan dan stimulus ekonomi yang berbeda-beda pula,” katanya.

Dalam acara tersebut, secara khusus, Waketum Kadin juga menekankan pentingnya peran aktif asosiasi pengusaha. Pasalnya, asosiasi pengusaha terlibat langsung dalam menghadapi permasalahan industri sehari-hari akibat pandemi Covid-19.

Karenanya, Kadin ingin menjadikan asosiasi sebagai partner strategis untuk mencari solusi dalam pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: Industri Manufaktur RI Mulai Bangkit dan Tumbuh Tertinggi Selama Pandemi

“Saya ingin mendorong keterlibatan pihak swasta di dalam pemulihan ekonomi nasional, termasuk menciptakan kolaborasi dan sinergi antara pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tanpa peran aktif swasta, perekonomian nasional akan rentan atau rapuh,” ujarnya.

Kadin menjadi jembatan antara pengusaha dan pemerintah

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri mengatakan bahwa dalam jangka pendek pemulihan sektor industri yang terdampak masih amat bergantung pada peran pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com