Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Petani: Harga Gabah Murah dan Tidak Laku Sekarang!

Kompas.com - 11/04/2021, 12:25 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para petani di sejumlah daerah mengeluhkan harga gabah yang anjlok. Selain itu, petani juga mengeluhkan sulitnya menjual hasil panen gabah.

Ketua Kelompok Tani Sarwo Dadi Desa Baleraksa, Karangmoncol, Purbalingga, Fajar, mengungkapkan harga gabah terus mengalami penurunan sejak awal tahun. Tak lama setelah wacana pembukaan impor beras mengemuka, harga gabah semakin merosot dan masih terus bertahan hingga sekarang.

"GKG (gabah kering giling) sudah anjlok 400 (Rp 400.000 per kuintal). Tapi nggak ada yang beli, gabah petani tidak laku sekarang," kata Fajar dihubungi, Minggu (11/4/2021).

Normalnya, untuk gabah GKG dijual petani ke tengkulak seharga di atas Rp 400.000 per kuintal. Sementara untuk gabah kering panen (GKP) adalah Rp 350.000 per kuintal.

Baca juga: Jokowi: Harga Beras di Tingkat Petani Belum Sesuai yang Diharapkan

Dia mencontohkan, harga GKG yang saat ini dihargai Rp 400.000 per kuintal di tingkat tengkulak adalah gabah padi jenis IR 64 dan Inpari 32.

"Jenis gabah Cimalaya lebih parah harganya sampai Rp 300.000 per kuintal. Gabah jenis Pandan Wangi dan sejenisnya harganya Rp 450.000 per kuintal, itu yang harga tertinggi gabah," ujar dia.

Fajar yang juga pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Purbalingga ini menuturkan, alasan para bakul mematok harga rendah karena stok beras tengah melimpah.

"Alasan para tengkulak melimpahnya stok gabah dari hasil petani yang rata-rata baik," ungkap Fajar.

Ia juga mengaku bingung bagaimana menjual gabah atau beras ke Bulog. Selama ini, kata dia, tak pernah ada petugas Bulog yang datang ke desanya.

Baca juga: Jokowi Sebut Tak Akan Impor Beras hingga Juni, Harga Gabah Petani Bakal Naik?

"Bulog memang ada informasi membeli gabah petani. Namun yg dialami petani tetap bingung bagaimana mekanisme jual ke Bulog," kata Fajar.

"Semestinya petugas Bulog turun ke desa-desa melihat hasil panen petani, agar bisa meringankan beban ekonomi juga biaya penggarapan lahan di musim tanam selanjutnya," tambah dia.

Anjloknya harga gabah juga dialami petani-petani di Jawa Barat. Dilansir dari Antara, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyebutkan saat ini petani tengah menghadapi dengan harga gabah yang murah.

Baca juga: Jokowi Sebut Hampir 3 Tahun Tak Impor Beras, Benarkah?

Ketua KTNA Karawang Endjam Djamsir, di Karawang, Kamis mengatakan kalau saat ini banyak petani yang mengeluhkan turunnya harga gabah.

Sekarang ini gabah di wilayah Karawang dibeli dengan harga murah, Rp 3.800 per kilogram. Padahal sebelumnya harga gabah mencapai Rp 4.200 per kilogram.

Harga gabah yang mencapai Rp 3.800 per kilogram itu jelas merugikan petani, di bawah harga pokok penjualan.

Menurut dia, secara umum hasil panen petani Karawang melimpah. Pada musim panen kali ini, Karawang menghasilkan sekitar 1,3 juta ton gabah kering giling.

"Jumlah itu melebihi target pemerintah. Jadi sebenarnya Karawang sangat surplus," kata dia.

Baca juga: Mengingat Lagi Janji Jokowi Tolak Impor Beras Saat Pilpres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com