Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Main Layang-layang Sembarangan, Bisa Bikin Listrik Padam Total

Kompas.com - 11/04/2021, 15:25 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis

Sumber Antara


JAKARTA, KOMPAS.com – Bermain layang-layang atau layangan bisa berakibat fatal jika tidak dilakukan dengan berhati-hati, karena berpotensi menyebabkan terganggunya pasokan listrik.

Main layangan memang masih banyak digandrungi di sejumlah wilayah Indonesia. Bahkan ada yang secara khusus menerbangkan layangan hias dengan desain unik untuk bersenang-senang.

Namun, jika sudah berhasil membuat layangan yang bagus, cara bermain layang-layang juga harus diperhatikan. Pasalnya, dampak permainan layang - layang saat ini masih menjadi ancaman serius untuk keandalan suplai listrik.

Baca juga: Simak Rencana Tarif Listrik Naik Mulai 1 Juli 2021, Ini Skenarionya

Setidaknya fenomena tersebut masih terjadi, misalnya di Kalimantan Barat (Kalbar). Betapa tidak, dari total gangguan listrik di Kalbar, mayoritas masih didominasi oleh dampak dari permainan layang-layang.

"Sejak Januari - Maret 2021 akibat permainan layangan karena tali kawat atau benang layang - layang yang menyangkut ke jaringan transmisi listrik sebanyak 34 kali,” ujar Manajer PLN UP3B Kalbar Doni Andrean di Pontianak, dikutip dari Antara pada Minggu (11/4/2021).

“Dari total gangguan yang ada itu memiliki porsi sekitar 75 persen," sambungnya, menjelaskan banyaknya porsi permainan ini yang mengganggu pasokan listrik.

Ia menyebut, pada 2021 ini terdapat tren gangguan yang meningkat. Terlebih, menjelang saat Ramadhan ini diperkirakan juga akan lebih tinggi lagi sebagaimana pola tahun - tahun sebelumnya.

Dikatakan, sepanjang 2020 lalu gangguan dampak layangan sebanyak 297 kali atau sekitar 70 persen dari gangguan lainnya.

Baca juga: Lengkap, 5 Skenario Penyesuaian Tarif Listrik Mulai 1 Juli 2021

"Saat pandemi Covid-19 kami lihat tren semakin meningkat. Tahun 2019 saja hanya 219. Sedangkan 2020 itu mencapai 297 kali gangguan. Tahun ini diprediksikan juga akan meningkat dan itu akan menjadi perhatian serius kami agar suplai listrik tidak terhambat atau mati total," katanya.

Ia mengatakan bahwa jaringan transmisi 150kV dan Gardu Induk (GI) di Kalbar saat ini sudah ditetapkan sebagai objek vital nasional. Objek vital nasional tersebut rentan terhadap tali layangan.

"Tali layangan kawat itu mau kawat atau benang sangat berbahaya bagi transmisi dan GI. Kalau kawat bisa membuat ledakan dan benang membuat kedipan, terutama kalau basah karena kena hujan dan embun," katanya.

Baca juga: Bayar Listrik Bakal Lebih Mahal, Tarif 900 VA Diusulkan Naik Rp 18.000

Parahnya lagi, menurutnya dengan kejadian yang ada bisa mengakibatkan kerusakan peralatan listrik atau objek vital nasional tersebut sehingga harus dilakukan pemadaman.

Dengan pemadaman ini, berdampak pada aktivitas masyarakat dan ekonomi. Bahkan sudah sangat sering terjadi korban jiwa maupun kecelakaan karena tali layangan.

"Kalau gangguan tali layangan meledak bisa butuh satu sampai dua hari untuk memperbaiki. Dengan begitu pasti ada pemadaman. Dampaknya bukan hanya satu daerah bisa beberapa kabupaten. Belum lagi korban jiwa dan luka tersayat benang atau kawat di jalan. Dampak dari permainan ini sangat besar," jelas dia.

Permainan layangan sangat mudah ditemukan di Kota Pontianak ketika cuaca cerah. Permainan yang ramai dilakukan ketika sore hari. Permainan adu layangan dan biasa saja dimainkan bukan hanya oleh anak - anak namun juga orang dewasa.

Dengan dampak yang ada dan potensi kerusakan besar lainnya dari permainan layangan tersebut, ia mengajak semua pihak dan masyarakat untuk bersama mencegah permainan layangan.

Daerah kota yang padat penduduk dan banyaknya bahaya yang mengancam sudah sepatutnya permainan itu ditiadakan kecuali untuk festival yang mendapat izin pemerintah. Pihaknya terus melakukan sosialisasi dan bersama aparat untuk melakukan razia - razia.

Baca juga: Mulai 2022, Ada 15,2 Juta Pelanggan PLN 450 VA Tak Lagi Terima Subsidi

"Secara regulasi Perda terhadap larangan layangan sudah ada. Itu harus jadi perhatian dan aturan harus ditegakkan. Kemudian penting bagi semua pihak untuk bersama mencegah permainan layangan di lingkungan masing - masing agar listrik kita handal dan terpenting juga lagi agar tidak ada keluarga atau kerabat kita menjadi korban permainan layangan," serunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com